BADUNG, KOMPAS.com - Saat ini dunia tengah menghadapi krisis pangan yang dapat diperburuk keadaannya oleh pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang hingga kini masih belum diketahui kapan berakhir.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan, negara yang paling terdampak dalam krisis pangan ini ialah negara-negara miskin.
"Negara berpenghasilan rendah yang sudah menghadapi kendala fiskal yang parah, sedang berjuang untuk mengimpor cukup pupuk, makanan, dan untuk menyediakan bahkan keamanan sosial yang paling dasar untuk rakyat mereka saat ini," ujar Janet Yellen dalam G20 High Level Seminar di Bali, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Krisis Pangan Global Berpotensi Berlanjut hingga 2023
Dia menyebut, negara anggota G20 perlu bekerja sama untuk mengentasi krisis pangan ini dan melindungi masyarakat yang rentan dari ancaman kelaparan.
Untuk itu, dalam G20 High Level Seminar: Promoting Global Collaboration for Tackling Food Insecurity dia menyarankan 3 hal ini:
1. Menghindari kebijakan yang kontraproduktif
Dia menyarankan agar negara anggota G20 memberikan contoh serta mengajak negara lain untuk menghindari memberikan respons kebijakan yang kontraproduktif, seperti pembatasan ekspor dan penimbunan yang mendistorsi pasar yang kemudian dapat membuat harga komoditas menjadi naik.
Selain itu, pemerintah juga harus memberikan tanggapan fiskal kepada masyarakat yang paling membutuhkan.
"Memanfaatkan alat digital digunakan untuk secara hati-hati menargetkan bantuan untuk rumah tangga yang rentan, daripada menggunakan subsidi menyeluruh yang regresif dan mahal," jelasnya.
2. Memanfaatkan ketahanan pangan dan pertanian
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.