Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembahasan Perang Rusia-Ukraina di G20, Apa Hasilnya?

Kompas.com - 17/07/2022, 18:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pertemuan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 atau 3rd Finance Ministers and Central Bank Governor Meeting (FMCBG) G20 di Bali telah berlangsung sepanjang 15-16 Juli 2022.

Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan dari banyaknya pembahasan. Salah satu yang terus menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut adalah terkair perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebagai forum yang fokus membahas perekonomian, G20 melihat perang Rusia-Ukraina dari aspek ekonomi di tengah memanasnya geopolitik.

Baca juga: Tak Dapat Hadir Fisik di FMCBG G20 Bali, Gubernur Bank Sentral AS Minta Dibuatkan Baju Batik

"Ketika kami berbicara tentang geopolitik atau perang, maka kami juga berbicara tentang implikasinya pada sisi ekonomi dan finansial," ungkapnya dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (16/7/2022).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pada forum tersebut juga tidak dilakukan pembahasan mengenai proposal Amerika Serikat (AS) terkait penerapan batas harga potensial minyak mentah Rusia.

Kendati demikian, sebagian besar negara yang mengikuti forum tersebut, telah menyepakati sejumlah hal terkait perang Rusia-Ukraina.

Berdasarkan catatan G20 Chair’s Summary, banyak delegasi negara yang sepakat bahwa pemulihan ekonomi global telah melambat dan menghadapi kemunduran besar akibat perang Rusia melawan Ukraina.

Sejumlah negara pun mengecam keras dan menyerukan diakhirinya perang. Salah satu anggota menyatakan pandangan bahwa penerapan sanksi terhadap Rusia telah menambah tantangan yang ada.

Para delegasi mencatat, tantangan yang ada telah diperburuk, termasuk ketidaksesuaian permintaan dan psokan, gangguan pasokan, serta peningkatan harga komoditas dan energi, yang telah menambah tekanan inflasi dan berkontribusi pada peningkatan risiko kerawanan pangan.

"Beberapa negara marah terhadap perang yang terjadi, dan itulah yang kami masukkan dalam ringkasan pertemuan," kata Sri Mulyani.

Ia mengatakan, persoalan geopolitik memang belum terselesaikan saat ini, namun sebagian semua negara dan organisasi internasional di forum G20 menyadari, bahwa dunia membutuhkan lebih banyak kolaborasi.

Menurutnya, persoalan-persoalan yang dihadapi global, mulai dari krisis energi dan pangan, lonjakan inflasi, hingga ancaman perubahan iklim hanya bisa diatasi dengan kerja sama seluruh negara di dunia.

"Berbicara tentang ketahanan energi dan pangan, perubahan iklim, pandemi, serta inflasi, ini semu masih saling berhubungan. Jadi kami sepakat bahwa kita perlu terus menjaga dan memperkuat semangat kolaborasi, kerja sama. dan multilateralisme. Itulah semangat G20 yang sebenarnya," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: 2 Paragraf soal Rusia-Ukraina Gagal Disepakati, Pertemuan FMCBG G20 di Bali Tak Hasilkan Pernyataan Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com