Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fajri Buka Usaha Kosmetik Lokal Luxcrime

Kompas.com - 17/07/2022, 19:14 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kosmetik atau makeup semakin banyak diminati tak hanya wanita, tetapi juga kaum pria. Banyaknya peminat makeup juga berbanding lurus dengan jumlah merek kosmetik yang beredar di pasaran.

Merek kosmetik lokal pun semakin banyak yang hadir di pasar Indonesia, termasuk salah satunya adalah Luxcrime.

Brand lokal satu ini didirikan oleh Achmad Nurul Fajri pada Desember 2015 yang lalu. Menurut dia, Luxcrime sudah banyak meraih penghargaan. Mulai dari Official Award dari Beautyfest Asia, Sociolla Awards, hingga Female Daily Award.

Kepada Kompas.com Fajri, sapaannya, menceritakan, berdirinya brand sebesar Luxcrime bermula dari hasil tesis Fajri saat ingin menempuh pendidikan MBA.

Baca juga: Cerita Bisnis Parfum Ulat Bulu, dari Modal Rp 1 Juta, Kini Raup Omzet Rp 6 Juta Per Bulan

Saat itu, dirinya tertarik dengan beauty industry karena melihat adanya prospek dan berdasarkan statistik terdapat kenaikan angka nilai pasar baik dari industri kecantikan Indonesia maupun global setiap tahunnya.

"Namun seiring waktu saya juga merasa resah karena banyak brand luar yang merajai pasar Indonesia. Dari sini jugalah saya berkomitmen mau membuat satu produk yang memang paham dan mengerti akan kulit Indonesia," ujarnya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

Dia mengaku memang tidak mudah untuk memajukan merek kosmetiknya di tengah bertaburannya pemain kosmetik baik lokal maupun luar negeri. Fajri pun selalu berpegang dengan motivasi utamanya, yakni untuk menciptakan merek lokal yang kelak dibanggakan oleh masyarakat Indonesia.

“Memperkecil gap (jarak) antara brand kosmetik lokal dan Internasional dengan menonjolkan kualitas, branding, packaging, serta pemenuhan kebutuhan dengan sejajar atau lebih baik," kata Fajri.

Suka duka adalah hal yang biasa dan harus dihadapi oleh para pengusaha. Begitupun yang dialami oleh Fajri. Ia juga harus menghadapi pengalaman suka duka.

Mulai dari produk yang kurang sesuai dengan ekspektasi, mundurnya target untuk meluncurkan produk, lambatnya produksi dan beberapa hambatan lain di bagian produksi. Namun dia tetap optimistis meluncurkan produk bisnisnya.

“Kami mempunyai playbook dalam meluncurkan suatu produk baru dan menjadi guide kami untuk ke depannya. Selain itu, produk yang inovatif, produk yang berkualitas, branding, dan packaging menjadi potensi kami untuk meningkatkan brand kami,” jelasnya.

Masing-masing merek pastinya memiliki target konsumen utama. Luxcrime sendiri sebagai merek kecantikan lokal menargetkan wanita yang berumur 17 hingga 40 tahun dengan behavior social, internet, dan beauty interest sebagai target konsumennya.

Agar semakin dikenal luas oleh masyarakat, ia membuat beragam kampanye Luxcrime yang kreatif dan out of the box, menyelenggarakan kampanye sosial yang sesuai dengan isu terkini, dan branding serta pengemasan yang unik.

"Salah satunya yaitu kami berani memasukan kaum pria di campaign kami. Biasanyakan orang berpikir makeup itu wanita, tapi kami masukan sosok pria," kata Fajri.

Baca juga: Cerita Desak Lepas dari Jerat Rentenir berkat Bank Syariah, Kini Raup Omzet hingga Rp 3 Juta Sehari

Ia juga meningkatkan pengembangan produk yang lebih inovatif, memperkuat dan memperlebar marketing serta sales channels untuk memaksimalkan penjualan produk brand Luxcrime.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com