Sehingga tidak terlalu mengganggu daya beli masyarakat menengah ke bawah, yang saat ini masih belum pulih benar akibat pandemi.
Perlu adanya kebijakan strategis dan keseriusan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, sehingga APBN kita tidak lagi tersedot untuk kebutuhan impor BBM.
Caranya adalah dengan meningkatkan kapasitas kilang. Ini lebih baik daripada kita impor terus.
Selama ini, permintaan BBM dalam negeri memang jauh lebih besar dari produksi dari kilang nasional. Sehingga, impor BBM dibutuhkan untuk menutup kebutuhan domestik.
Selama ini kapasitas kilang kita masih belum bisa lepas dari belenggu impor BBM dalam jangka panjang, karena kapasitas kilang minyak RI stagnan di level 1 juta barel per hari (bph). Ditambah lagi produksi minyak mentah RI bukannya naik, malah terus turun.
Penambahan kapasitas kilang artinya akan semakin banyak minyak mentah yang dibutuhkan.
Dalam urusan membangun kilang, setidaknya kita harus bisa belajar dari Singapura. Di mana negeri itu tercatat sebagai importir minyak mentah dari Indonesia.
Namun minyak mentah Indonesia itu kemudian diolah di dalam kilang di Singapura. Karena kilang Itulah, membuat Indonesia sebagai penghasil minyak mentah, harus mengimpor BBM dari Singapura, yang memiliki kilang untuk mengolah BBM.
Singapura selama ini mendapatkan keuntungan dari mengekspor BBM ke Indonesia. Padahal negeri itu tidak pernah dianugerahi kekayaan ladang minyak.
Saat ini ada tiga kilang besar yang beroperasi di Negeri Singa tersebut, yaitu ExxonMobil Jurong Island Refinery, dengan kapasitas 605.000 bph.
Kemudian SRC Jurong Island Refinery, berkapasitas 290.000 bph, serta Sehll Pulau Bukom Refinery berkapasitas 500.000 bph.
Kita berharap kepada pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) yang tengah menyelesaikan pembangunan kilang-kilang BBM di antaranya Kilang Balikpapan, Kilang Dumai, Kilang Balongan dan Kilang Plaju, dapat segera terealisasi.
Program pengembangan kapasitas kilang-kilang itu membutuhkan total investasi 43 miliar dollar AS (sekitar Rp 602 triliun).
Lewat pengembangan ini, kapasitas kilang nasional Pertamina bisa meningkat menjadi 1,4 juta barel per hari, dari 1 juta barel per hari saat ini.
Produksi BBM juga akan naik menjadi 1,2 juta barel per hari, dari 700.000 barel per hari saat ini.
Di samping itu, diharapkan produksi Petrokimia akan naik menjadi 8.000 kilo ton per tahun, dari kapasitas saat ini 1.660 kilo ton per tahun.
Lalu kualitas produk BBM seluruh kilang akan naik dari EURO II menjadi EURO V.
Melihat begitu urgensinya peningkatan kapasitas kilang minyak demi ketahanan energi nasional, maka program pembangunan kilang harus terus berlanjut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Diharapkan ke depan Indonesia tidak lagi tergantung impor BBM dalam situasi apapun. Minimal kita bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.