Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Kerajinan Rotan UMKM Gresik Diminati Pasar Jepang

Kompas.com - 20/07/2022, 18:45 WIB
Hamzah Arfah,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Capaian apik berhasil dilakukan Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera yang berada di Desa Domas, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur. Produk kerajinan rotan hasil kreasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat sukses diekspor ke Jepang.

Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto mengatakan ada 44 produk olahan rotan berupa kerajinan interior dan handicraft hasil UMKM yang telah diekspor ke Jepang pada tanggal 13 Juli 2022 dengan nilai lebih dari Rp 200 juta.

"Saat bisnis matching pada September 2021, ada yang berminat ketika kami tawarkan produk rotan hasil kreasi UMKM Desa Domas. Akhirnya, pada 26 Mei 2022 ada pembeli dari Jepang langsung datang melihat ke desa pembuatan produk rotan, kemudian tanggal 13 Juli kemarin resmi diekspor ke Jepang," ujar Bier saat ditemui di Kantor Bea Cukai Gresik, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Ini Alasan BPOM Tarik Es Krim Haagen Dazs Rasa Valina di Pasaran

Bier menjelaskan total ada sebanyak 44 produk olahan rotan hasil kreasi warga Desa Domas yang tergabung dalam Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera, yang diekspor ke Jepang dalam agenda tersebut. Produk kerajinan yang diekspor di antaranya berupa tempat bunga dan lampion.

"Karena orang-orang di Jepang kan suka produk seperti itu, buat dekorasi dalam rumah," ucap Bier.

Ada sekitar 456 orang perajin yang tergabung dalam Koperasi Kriya Giri Sejahtera, yang dikatakan mampu memproduksi sekitar 125.000 item produk rotan dalam satu tahun. Saat ini, sedang dilaksanakan persiapan pengajuan Desa Devisa Rotan ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk Desa Domas.

Sementara guna mendukung ekspor produk olahan rotan dari UMKM tersebut ke Jepang, Bea Cukai bekerja sama dengan Pemkab Gresik dan beberapa pihak lain, termasuk LPEI. Di mana agenda ekspor yang dilakukan, nantinya dapat terus berlangsung dan semakin berkembang.

"Saya sudah tanda tangan rekomendasi ke LPEI, supaya Desa Domas dapat dijadikan sebagai Desa Devisa seperti Desa Wedani, Jumat kemarin (15/7/2022). Sebab kami melihat, Desa Domas sudah memenuhi kriteria Desa Devisa, mulai dari one village one produk, keberlangsungan produksinya, juga kelembagaan (koperasi)," kata Bier.

Baca juga: Sederet Harapan Bank Besar kepada Dewan Komisioner OJK yang Baru

Desa Devisa merupakan program dari LPEI, terhadap desa yang memproduksi produk unggulan orientasi ekspor. Di Gresik, sejauh ini baru satu desa yang sudah ditetapkan termasuk dalam agenda tersebut yakni, Desa Wedani yang berada di Kecamatan Cerme, dengan produk UMKM setempat berupa kain sarung.

"Sebenarnya, produk kerajinan rotan UMKM di Desa Domas itu juga sudah sempat menembus pasar Korea Selatan sebelumnya. Tapi tidak ekspor mandiri melainkan lewat pihak ketiga, kalau ke Jepang kemarin kan ekspor mandiri, karena langsung dilakukan atas nama koperasi dan mengantongi izin ekspor atas nama koperasi bukan pihak lain," tutur Bier.

Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto, saat menunjukkan minuman legen hasil kreasi UMKM Gresik yang dikemas secara apik dan telah berhasil ekspor ke Hongkong. *** Local Caption *** Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto, saat menunjukkan minuman legen hasil kreasi UMKM Gresik yang dikemas secara apik dan telah berhasil ekspor ke Hongkong.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto, saat menunjukkan minuman legen hasil kreasi UMKM Gresik yang dikemas secara apik dan telah berhasil ekspor ke Hongkong. *** Local Caption *** Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto, saat menunjukkan minuman legen hasil kreasi UMKM Gresik yang dikemas secara apik dan telah berhasil ekspor ke Hongkong.

Klinik ekspor

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memang tengah gencar mendorong para pelaku usaha dan UMKM untuk dapat mengembangkan potensi dan memasarkan produk yang dihasilkan ke luar negeri, melalui program klinik ekspor yang telah dijalankan oleh kantor Bea Cukai di berbagai daerah, termasuk Gresik.

Adapun klinik ekspor Bea Cukai Gresik berfokus pada pemberdayaan pelaku UMKM dan juga membantu dalam agenda pemasaran produk hasil kreasi UMKM hingga sampai ke luar negeri. Dengan tujuan, memperluas pangsa pasar produk para pelaku usaha dan UMKM melalui ekspor, sehingga mampu berkontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, program klinik ekspor yang dilakukan juga diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi desa/komunitas. Untuk membentuk Desa Devisa yang berorientasi ekspor, Bea Cukai Gresik bekerja sama dengan LPEI.

Baca juga: Astindo: Kenaikan Airport Tax Berpengaruh terhadap Harga Tiket Pesawat

"Sampai saat ini, sudah ada sekitar 30 pelaku usaha dan UMKM yang telah melakukan ekspor mandiri karena sudah mengantongi NIB (Nomor Izin Berusaha). Juga satu Desa Devisa yakni, Desa Wedani di Kecamatan Cerme. Sementara Desa Domas di Kecamatan Menganti, sedang kami usulkan ke LPEI agar dapat menyusul sebagai Desa Devisa," ujar Bier.

Dari 30 pelaku usaha dan UMKM asal Gresik yang telah berhasil melakukan ekspor mandiri tersebut, dikatakan memiliki hasil produk bermacam-macam dengan negara tujuan berbeda. Mulai dari produk makanan dan minuman, kerajinan, hingga olahan hasil alam yang cukup digemari pasaran di luar negeri.

"Seperti minuman legen, yang dikemas secara berbeda sehingga mampu ekspor ke Hongkong. Ada pula buah mangga yang ekspor ke Singapura, rebana ke Brunei Darussalam, olahan rumput laut ke China dan terbaru kemarin produk rotan UMKM Desa Domas ke Jepang," kata Bier.

Konsep yang diusung LPEI dalam program Desa Devisa, dinilai sejalan dengan agenda klinik ekspor yang tengah gencar dilaksanakan oleh Bea Cukai. Atas dasar tersebut keduanya terus berkolaborasi, untuk dapat membantu para pelaku usaha dan terutama UMKM yang ada di Gresik.

"Sebab kami tidak bisa sendirian, karena ini menyangkut pembinaan, perizinan dan lain sebagainya. Termasuk, dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perizinan pemasaran produk UMKM. Terpenting, UMKM itu harus berani ekspor, karena ekspor itu mudah. Pasti kami bantu," tutur Bier.

Guna membantu memasarkan produk UMKM yang ada di Gresik untuk dapat ekspor, Bea Cukai Gresik juga siap menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan jaringan atase maupun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di beberapa negara yang mereka kenal dan siap membantu.

Baca juga: Sri Mulyani: Implementasi NIK Jadi NPWP Sudah Berjalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com