Meskipun begitu, acuan utama investor asing adalah suku bunga atau inflasi di Amerika. Artinya, kenaikan suku bunga dari perusahaan negara itu akan membuat instrumen yang digunakan di Amerika menjadi buruan.
Likuiditas mereka semakin ketat sehingga investor cenderung memilih yang paling minim risiko. Investor asing juga melihat pada depresiasi rupiah terhadap USD.
Jadi, kalau tetap berinvestasi tetapi kondisi rupiah semakin melemah, maka mereka akan rugi.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan ketika investor asing pergi adalah memegang uang tunai atau take profit. Beberapa sekuritas juga menawarkan untuk mengalihkannya ke reksa dana pasar uang agar tetap terjaga.
Menurut Djum, investor muda harus mampu membaca cuaca seperti ini. Analisis fundamental dan teknikal saja tidak cukup untuk melihat pergerakan saham secara global.
Baca juga: Ada Apa di Pameran Karya Kreatif Indonesia 2022?
Hal ini juga berguna agar kita bisa mempertimbangkan sektornya. Misalnya saham dalam sektor energi, seperti batu bara, yang kian diminati karena penggiatan perbaikan sektor ini sedang gencar dilakukan.
Oleh karenanya, membaca cuaca bisa membuat kita paham jika ingin mengganti haluan sektor produk investasi.
Djum, seorang Certified Financial Planner dan Jurnalis kontan.co.id, dalam siniar Cuan (Cari Untung bareng Teman) menjelaskan hal ini secara lengkap melalui episode "Cara Investor Membaca Cuaca" di Spotify.
Dengarkan juga informasi menarik lainnya mengenai perencanaan keuangan, investasi, hingga asuransi melalui siniar Cuan, yang tayang Senin, Rabu, dan Jumat!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.