Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Jadi 5,2 Persen

Kompas.com - 21/07/2022, 13:48 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2 persen di 2022. Proyeksi itu naik dibandingkan laporan ADB pada April 2022 yang mengestimasikan pertumbuhan ekonomi RI tumbuh sebesar 5 persen.

Revisi proyeksi tersebut disampaikan dalam laporan terbaru ADB yakni Asian Development Outlook (ADO) Supplement pada Kamis (21/7/2022).

Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan, naiknya prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan adanya permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan ekspor yang stabil. Aktivitas ekonomi terus berlangsung normal seiring dilakukannya pengendalian Covid-19.

Baca juga: Indonesia Tak Ambruk, Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2022 Tembus 5,3 Persen

"Sehingga mendorong peningkatan dalam pekerjaan, pendapatan, dan kepercayaan yang memicu konsumsi swasta. Permintaan yang sehat dan kredit yang meningkat turut mendorong investasi swasta," ujarnya dalam laporan tersebut.

Meski demikian, ADB menilai belanja pemerintah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya seiring meredanya pandemi Covid-19.

Di sisi lain, pendapatan negara mendapatkan keuntungan dari ekspor seiring naiknya harga komoditas utama di pasar global. Pendapatan dari ekspor komoditas itu pada akhirnya dapat mengimbangi kondisi fiskal untuk memberikan subsidi kepada masyarakat.

"Harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas utama, seperti batu bara, minyak sawit, dan nikel, mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal, sehingga memungkinkan pemerintah untuk memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran,” jelas Jiro.

Sementara pada laporan tersebut, laju inflasi Indonesia diproyeksi sebesar 4,0 persen pada tahun ini, naik dari perkiraan pada laporan sebelumnya yang sebesar 3,6 persen. Peningkatan proyeksi inflasi ini akibat tingginya harga komoditas seperti energi dan pangan, serta terjadinya gangguan rantai pasok.

"Inflasi melonjak dari 1,6 persen pada tahun 2021 menjadi rata-rata 3 persen selama Januari-Juni 2022, mencerminkan harga komoditas yang lebih tinggi dan permintaan domestik yan kuat. Kontrol harga dan subsidi pun digunakan untuk menekan BBM, listrik, dan harga pangan," ungkapnya.

Adapun untuk kondisi perekonomian Indonesi di 2023, ADB memproyeksikan ekonomi RI akan tumbuh sebesar 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.

Baca juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,7 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com