Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bangun PLTU Suralaya, Hutama Karya Gunakan Teknologi USC dan Sistem Gas Buang Canggih

Kompas.com - 21/07/2022, 18:55 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Tak sampai di situ, PLTU Suralaya juga mengimplementasikan teknologi mutakhir untuk mengurangi polusi akibat dari pembakaran batubara.

Salah satunya adalah sistem boiler pada proyek ini menggunakan teknologi low NOx burner.

Low NOx burner tersebut menggunakan sistem yang dapat mengontrol campuran udara dan bahan bakar sehingga menghasilkan kandungan NOx yang rendah.

NOx merupakan salah satu gas yang berbahaya apabila dilepas ke atmosfer dan dihirup manusia. Setelah itu, gas hasil pembakaran batu bara dari boiler kemudian disalurkan ke SCR.

Pada sistem tersebut, gas buang akan diinjeksi dengan ammonia menggunakan ammonia injection system.

Baca juga: Kementerian BUMN Usul 10 BUMN Dapat PMN Rp 73,26 Triliun pada 2023, Tertinggi Hutama Karya

Proses itu menghasilkan reaksi kimia antara ammonia dan N0x sehingga gas buang bersih dari kandungan N0x.

Ferry memaparkan, gas buang kemudian disalurkan menuju ESP untuk menyaring partikulat-partikulat padat hasil pembakaran batu bara agar tidak terbuang ke udara.

Dia menyebutkan, sistem ESP tersebut menghasilkan medan elektrostatik yang memungkinkan partikulat dari gas buangan tersebut tertarik dan menempel pada anoda yang ada di ESP.

“Partikulat yang tertarik kemudian dikumpulkan untuk di-treatment lebih lanjut,” imbuh Ferry.

Dari ESP, gas yang partikulatnya sudah tersaring kemudian masuk ke FGD yang berfungsi untuk menetralkan kandungan SO2.

Gas dari ESP lalu disalurkan ke FGD sehingga gas tersebut akan disemprotkan cairan batu kapur untuk mengikat kandungan SO2.

Baca juga: Uji Coba Cangkang Kelapa Sawit Pengganti Batu Bara di PLTU Tembilahan, Beban 7 MW Tetap Stabil

“Gas buang yang sudah bersih kemudian dibuang melalui chimney. Kandungan gas buang tersebut dikontrol secara terus-menerus menggunakan Continuous Emission Monitoring System yang terpasang di chimney,” ujarnya.

Ferry menegaskan, PLTU Suralaya akan memastikan gas buang hasil pembakaran batubara selalu memenuhi standar lingkungan hidup yang berlaku.

Perkembangan proyek PLTU Suralaya

Lebih lanjut, Ferry mengatakan, perkembangan proyek PLTU Suralaya saat ini sedang dalam pengerjaan pada area-area concern, seperti turbine building, BOP, jetty, intake, CHS, dan chimney.

Dia menyebutkan, Hutama Karya tetap berkomitmen menyelesaikan proyek PLTU Suralaya pada 2025 sesuai kontrak awal dengan Indo Raya Tenaga (IRT) selaku pemilik proyek.

Baca juga: PLTP Bisa Gantikan PLTU, Tapi Harga Listriknya Perlu Ditekan

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com