Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Kata Bos Garuda

Kompas.com - 22/07/2022, 12:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan,  mahalnya harga tiket penerbangan karena berbagai sebab. Salah satu hal yang mendorong kenaikan harga tiket penerbangan Garuda Indonesia menurut dia, adalah kenaikan harga bahan bakar pesawat, yakni Avtur.

Mengutip Youtube Resmi Kementerian BUMN pada Rabu (20/7/2022), Irfan menyebut bahan bakar Avtur menyumbang 20 sampai dengan 30 persen dari total biaya perusahaan.

Menurut Irfan ada dua hal yang diperbolehkan bagi maskapai untuk menaikkan harga melalui biaya tambahan atau surcharge.

“Dalam aturan Kemenhub, diperkenankan yang kita sebut dengan surcharge. Ini berlaku untuk kondisi spesifik, dan sepanjang pengetahuan saya, ada 2 surcharge, avtur dan hari raya. (Kenaikan) avtur ini kita sudah bolak-balik bicara dan diperkenankan menaikkan 10 persen,” jelas Irfan.

Baca juga: Harga Avtur Naik, Kemenhub Akan Evaluasi Regulasi Fuel Surcharge untuk Maskapai

“Tapi kalau harga avtur turun, dan kalau pemerintah minta hapus surcharge, ya akan kita hapus,” tambahnya.

Di sisi lain, Irfan menjelaskan bahwa harga tiket domestik dan international berbeda. Jika tiket domestik memiliki regulasi, berbeda halnya dengan tiket international yang tidak teregulasi. Irfan bilang, Garuda Indonesia memilih untuk menggunakan Tarif Batas Atas atau TBA sejak lama.

“Garuda memutuskan menggunakan TBA. Itu tidak berubah dari dulu, jadi kalau dibilang tiket Garuda mahal, ya kalau pergi ke Singapura tentu mahal karena tidak diregulasi. Kalau merasa mahal, liburan jangan ke Singapura, ke Bali atau ke Danau Toba lebih menarik,” ujar Irfan.

Irfan menegaskan, masalah terbesar di industri penerbangan adalah mengkomoditisasi produk atau menilai porduk dari harga. Ia memastikan, apa yang dibayarkan oleh penumpang Garuda, akan mendapatkan sesuai dengan jumlah yang dibayar.

“Kita mau harga di atas, cuma memang tuga saya dan teman-teman di Garuda ini, mereka yang bayar mahal itu merasa deserve, jangan bayar mahal tapi sama saja dengan yang murah,” tegas dia.

Baca juga: 7 Fakta Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Sebagai informasi, pekan ini Garuda Indonesia berencana kembali mengaktifkan 2-3 pesawat Boeing 737.

Garuda juga terus mendorong permintaan, dan membuka beberapa rute alternatif. Di tahun depan, Irfan menargetkan 63 hingga 65 pesawat Garuda Indonesia bisa mulai beroperasi penuh.

“Jadi pelan-pelan, dengan harapan kita bisa maksimalkan sebelum akhir tahun. Kemungkinan besar di tahun depan sekitar 63-65 pesawat akan kita terbangkan, dan rute-rutenya sedang kita evaluasi,” tegas dia.

Baca juga: Airport Tax Naik, Harga Tiket Pesawat Bakal Makin Mahal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com