JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 di sektor penerbangan untuk mewujudkan penerbangan sipil global yang ramah lingkungan.
Hal tersebut disampaikan Budi secara virtual dalam agenda International Civil Aviation Organization (ICAO) High Level Meeting on the Feasibility of a Long-Term Aspirational Goal for International Aviation CO2 Emissions Reductions (HLM-LTAG) yang digelar di Montreal, Kanada, Senin (18/7/2022).
Budi mengatakan penerbangan yang ramah lingkungan menjadi kepentingan besar bagi Indonesia mengingat Indonesia memiliki 251 bandara.
"Dan ini diproyeksikan International Air Transport Association (IATA) akan menjadi pasar transportasi udara terbesar ke-4 dunia di tahun 2036," kata Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: Menhub: Runway Bandara Komodo Ditambah 100 Meter, Pesawat Berbadan Lebar
Budi mengatakan sektor penerbangan merupakan isu prioritas karena terkait langsung dengan sektor pariwisata, perdagangan, dan industri yang penting untuk pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.
Ia juga mendorong negara-negara maju untuk lebih aktif dalam upaya dekarbonisasi sektor penerbangan sipil global.
Sementara itu, bagi negara berkembang diharapkan adanya fleksibilitas agar pengurangan emisi CO2 dapat tercapai tanpa menghambat pertumbuhan sektor penerbangan nasional yang berkelanjutan.
"Hal ini merupakan cerminan dari prinsip tanggung jawab bersama yang berbeda (common but differentiated responsibilities-and respective capabilities) yang diakui dalam Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC)," ujarnya.
Baca juga: Menhub: Bank Dunia Akan Bantu Bangun Kapal Ro-Ro di NTT
Di samping itu, Budi mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar penerbangan global menjadi ramah lingkungan. Di antaranya yakni meningkatkan produksi dan ketersediaan bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan (sustainable aviation fuels/SAF) dengan harga terjangkau untuk mendukung pencapaian ICAO LTAG
Kemudian, meminta negara-negara untuk mendorong penggunaan seluruh bahan baku bioenergi untuk pembuatan SAF tanpa diskriminasi.
"Terakhir, menyampaikan pentingnya aspek pendanaan dan kerja sama teknis dalam rangka mengurangi emisi CO2 bagi sektor penerbangan sipil global," ucap dia.
Adapun pertemuan ICAO HLM-LTAG yang dihadiri sebanyak 27 pejabat setingkat Menteri/Wakil Menteri dan 600 delegasi dari 112 negara serta organisasi internasional.
Pertemuan ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi penyusunan komitmen global pengurangan emisi CO2 sektor penerbangan sipil internasional.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Ini Kata Bos Garuda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.