Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Peredaran Kedelai Impor Grade 2-4, Perajin Tahu Tempe Resah

Kompas.com - 25/07/2022, 15:27 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

Pihak Gakoptindo sendiri sudah menyampaikan surat protes kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sejak pekan lalu. Namun, sampai sekarang Gakoptindo belum mendapat respons secara resmi dari kedua institusi pemerintah tersebut.

Aip sendiri menilai bahwa secara prinsip seharusnya pemerintah tidak boleh merekomendasikan pengimpor kedelai grade 2, 3, dan 4 untuk menjual produknya kepada pengrajin tempe tahu.

“Ada kemungkinan kami juga protes ke bea cukai atau kepolisian jika memang perlu diproses secara hukum. Tapi untuk saat ini, diharapkan ada tindakan persuasif dahulu,” kata dia.

Baca juga: Baim Wong Sebut Ingin Citayam Fashion Week Jadi Legal dan Enggak Musiman

Terlepas dari masalah tadi, Aip menyebut bahwa sebenarnya stok kedelai grade 1 yang jelas diperuntukkan sebagai bahan baku tempe tahu masih aman sampai saat ini.

Dihubungi terpisah, Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat mengaku belum mengetahui secara pasti duduk perkara masalah peredaran kedelai impor yang salah sasaran tersebut. Sebab, pada dasarnya importir kedelai khusus pangan tak mungkin menjual produknya untuk pakan ternak.

Begitu pula sebaliknya. Proses kegiatan impor kedelai tersebut sangat bergantung pada mekanisme pasar.

“Kami dari asosiasi juga masih mempertanyakan, kenapa itu bisa terjadi?,” kata dia, Minggu (24/7/2022).

Sebelum bersikap lebih jauh, Akindo masih menunggu perkembangan protes yang sempat dilayangkan oleh Gakoptindo kepada Kemendag dan Kementan, termasuk respons dari pihak pemerintah tersebut.

Baca juga: Isi Daya Kendaraan Listrik di Rumah Bisa Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Hidayat menyebut, sejauh ini ada lebih dari 50 importir kedelai yang terdaftar di Indonesia, yang mana sekitar 15 importir di antaranya punya volume impor kedelai yang signfiikan di tiap tahun.

“Seingat saya, importir kedelai yang khusus untuk pakan ternak jumlah perusahaannya di bawah 10,” tandas dia. (Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pengrajin Tempe Tahu Resah Maraknya Kedelai Impor Grade 2,3,4

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan di ATM BRI, BNI, BCA, dan Mandiri

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan di ATM BRI, BNI, BCA, dan Mandiri

Spend Smart
Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat DANA, GoPay, OVO, dan LinkAja

Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat DANA, GoPay, OVO, dan LinkAja

Spend Smart
Simak Perbedaan ATM Link dan ATM Bersama

Simak Perbedaan ATM Link dan ATM Bersama

Whats New
PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

Whats New
Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Whats New
Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Work Smart
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Whats New
Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Whats New
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Whats New
Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Whats New
Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Whats New
Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Whats New
Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Whats New
10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com