Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Glenmore: Musim Giling Tebu Tahun Ini Sangat Menantang

Kompas.com - 25/07/2022, 16:31 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menyerap lebih dari 199.000 tebu hasil panen yang bersumber dari lahan HGU PT Perkebunan Nusantara XII dan Petani Tebu Rakyat (PTR).

Dari jumlah tersebut, PT IGG mampu menghasilkan GKP atau gula konsumsi sebanyak 13.100 ton. Adapun angka ini telah meningkat secara signifikan. Per Juli 2022, realisasi produktivitas tebu sendiri (TS) mencapai 75 ton per hektar, meningkat 16 persen dibandingkan tahun 2021.

“Musim giling tahun ini sangat menantang, karena target penggilingan gula naik 124 persen dibandingkan 2021. Namun, kami optimis dapat menggiling 887.000 ton, dengan hasil produksi 71.000 ton GKP dengan kualitas terbaik," ujar Direktur PT Industri Gula Glenmore Yus Martin dalam siaran resminya, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Pemerintah Akan Lelang 6 Seri Sukuk Negara, Ini Tingkat Imbalannya

Lebih lanjut Yus mengatakan, dalam jangka waktu 41 hari, dari 199.140 ton tebu yang digiling, mayoritas berasal dari wilayah Banyuwangi, Jember dan sekitarnya.

Bahan Baku Tebu (BBT) diperoleh dari areal PT Perkebunan Nusantara XII sebesar 90 persen dan sisanya sekitar 10 persen diperoleh dari areal tebu rakyat.

Keseluruhan produksi gula konsumsi bermanfaat untuk mendukung dan memenuhi program pemerintah untuk merealisasikan swasembada gula nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

Di sisi lain, PT IGG dihadapkan pada tantangan pada proses budidaya tebu yaitu adanya Badai La Nina. Kondisi ini akan berdampak pada tingginya curah hujan, sehingga berdampak pada turunnya produktivitas hingga gagal panen.

Terkait hal ini, PT IGG bersama PTPN XII akan melakukan langkah antisipasi dan berupaya meningkatkan produktivitas tebu.

PT IGG sebagai anak usaha PTPN XII, akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana, baik di sektor on farm maupun off farm. Perbaikan tersebut berguna untuk menjaga konsistensi pasokan tebu, peningkatan keandalan pabrik, serta operational excellence di setiap proses bisnisnya.

Salah satu strategi menjaga produktivitas tebu adalah pengawalan proses Tebang Muat Angkut (TMA).

Baca juga: Marak Peredaran Kedelai Impor Grade 2-4, Perajin Tahu Tempe Resah

“Kami selalu berupaya agar operasional giling dapat berjalan dengan lancar dengan cara perawatan dari sisi on farm serta melakukan perbaikan-perbaikan di berbagai mesin produksi dan pendukung pada saat off season kemarin,” ujar Yus Martin.

Yus berharap, operasional giling tahun ini bisa berjalan lancar dan bisa memproduksi gula konsumsi dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini akan meningkatkan kapasitas serapan tebu dari kebun PTPN XII dan petani, dan berujung pada dukungan kinerja PTPN Group kepada pemerintah terkait stabilisasi harga gula di pasar dalam negeri.

Yus Martin juga mengatakan, gula konsumsi PG Glenmore terjamin keamanannya sehingga menepis kekhawatiran di mata konsumen.

Dia menuturkan, setiap musim giling, PG Glenmore melibatkan tenaga kerja pabrik hingga 800 orang. Musim giling turut menciptakan lapangan kerja bagi 5.000 pekerja tenaga tebang tebu, serta lebih dari 600 pekerja transportasi yang mengoperasikan 600 kendaraan angkutan tebu dan 50 cane grabber. Adapun durasi musim giling berkisar 140 hari.

“Selama musim giling, PT IGG mampu menggerakkan dan menghasilkan dampak lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian warga Banyuwangi dan sekitarnya, dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, serta pembelian tebu hasil panen PTR,” jelas Yus Martin.

Baca juga: Pemerintah Hapus Pungutan Ekspor CPO, Harga TBS Sawit Hanya Naik Rp 250 Per Kg

Keberadaan gula sebagai bahan pangan penting menjadikan PG memiliki peran sentral dalam ekonomi pangan Indonesia. PG tidak hanya menjadi industri pengolah hasil panen petani sekitar tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga lokal dan membantu percepatan pertumbuhan perekonomian daerah khususnya Banyuwangi.

Di samping itu, monitoring proses pasokan BBT juga telah didukung oleh teknologi Sistem Informasi Manajemen Pabrik Gula (SIM PG) untuk memastikan kontinuitas pasokan tebu, serta Teknologi Core Sampler juga telah dihadirkan sebagai wujud komitmen transparansi terhadap petani.

"Tidak sedikit petani Banyuwangi sukses dengan bercocok tanam tebu yang sekaligus didukung oleh teknologi pengolahan BBT yang transparan. Tentu hal ini dapat dirasakan langsung dampak ekonominya dalam setiap musim giling PT IGG ini," ucapnya.

Baca juga: Ekonom: Konten YouTube Bisa Jadi Jaminan Utang, tapi Keputusan Tetap di Bank

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com