Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sebut Pandemi hingga Gangguan Rantai Pasok Sebabkan Stagflasi Global

Kompas.com - 25/07/2022, 17:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyebut terdapat empat hal dalam perekonomian global yang menyebabkan risiko stagflasi global.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Grup Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Wira Kusuma saat acara diskusi virtual FMB9 yang membahas Pemulihan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global.

"Di perekonomian global paling tidak ada 4 isu yang mengemuka pada saat ini yang mewarnai perekonomian global. Empat hal ini menyebabkan adanya risiko stagflasi," ujar Wira, Senin (25/7/2022).

Pasalnya. keempat hal ini membuat dinamika perekonomian global menjadi berubah dan cenderung menurun perkembangannya sehingga berpotensi timbulkan stagflasi global.

Baca juga: Risiko Stagflasi, BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun Ini Jadi 2,9 Persen

Keempat hal yang menyebabkan risiko stagflasi global ialah:

1. Pandemi Covid-19 masih berlanjut

Wira mengatakan, saat ini berbagai negara telah mampu meredam penyebaran Covid-19 di negaranya masing-masing. Namun, hal ini ternyata belum cukup untuk mengakhiri pandemi.

Pasalnya, hingga saat ini masih bermunculan varian-varian virus Covid-19 yang baru walaupun efek samping dan penyebarannya tidak seganas varian sebelumnya.

"Masih ada risiko yang berlanjut dengan munculnya beberapa varian meskipun tidak seberat varian-varian sebelumnya," kata Wira.

Baca juga: Hantu Stagflasi dan Ketahanan APBN 2022

2. Perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan

Perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan terut menjadi penyebab terjadinya stagflasi global lantaran ketegangan geopolitik ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

"Ketegangan geopolitik yang berkepanjangan di luar perkiraan kita," ujarnya.

Bank Dunia bahkan telah mengkoreksi proyeksi pertumbuhan global tahun 2022 dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen pada April lalu karena pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Baca juga: Ancaman Stagflasi Semakin Nyata, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

3. Munculnya tren proteksionisme

Dia menyatakan, saat ini berbagai negara telah memasang posisi untuk memproteksi atau mengamankan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri.

"Ada tren proteksionisme yang dilakukan negara-negara untuk mengamankan pasokannya terutama pangan," ucanya.

Seperti diketahui, setiap negara di global tengah menghadapi pelambatan pertumbuhan ekonomi.

Ditambah kondisi pandemi Covid-19 dan ketegangan geopolitik yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, membuat negara-negara berupaya mengamankan pasokan dalam negerinya terutama di sektor pangan.

4. Ganguan rantai pasok global

Faktor penyebab stagflasi terakhir ialah terjadinya gangguan rantai pasokan di global. Gangguan ini diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat perusahaan terkena dampak dan negara-negara menutup akses keluar-masuk barang.

Selain itu, saat ini harga-harga komoditas terutama bahan bakar minyak melonjak tajam yang salah satunya disebabkan oleh ketegangan geopolitik tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com