Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Resesi Global Bisa Jadi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi RI

Kompas.com - 27/07/2022, 14:28 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menilai kondisi resesi global yang disebabkan oleh lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang agresif akan menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Kita tetap perlu waspada akan ancaman resesi global ini, yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun kita saat ini diuntungkan dari sisi penerimaan komoditas, namun secara kualitas sebenarnya hal tersebut bisa saja mengalami penurunan jika resesi berdampak pada permintaan komoditas secara global,” kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: AS Terancam Resesi, Rupiah Menguat

Bhima mengungkapkan, jika resesi global mendorong penurunan permintaan akan komoditas energi, dan pangan, maka tentunya langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah tidak terus mengandalkan komoditas saja.

“Jadi jangan hanya bergantung terlalu besar pada harga komoditas. Yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan diversifikasi atau mendorong kinerja dari industri manufaktur dibandingkan mengandalkan pada komoditas,” ujar Bhima.

Baca juga: Ini Daftar Negara yang Diperkirakan Akan Masuk Jurang Resesi

Bhima menilai, Indonesia cukup memiliki ketahanan saat ini dari cadangan devisa. Menurut Bhima, cadangan devisa Indonesia saat ini posisinya lebih baik daripada kondisi di tahun 2013 saat taper tantrum, dan di tahun 2008 saat krisis ekonomi.

“Indonesia masih mempunyai pertahanan dari lapis kedua, yaitu dari cadangan devisa yang nilainya 136 miliar dollar AS. Kemudian, besarnya konsumsi rumah tangga dalam negeri, dimana ketika pandemi mulai mereda, konsumsi rumah tangga mulai bergerak mengalami kenaikan, dan ini akan mendorong penyerapan permintaan untuk industri manufaktur dalam negeri lebih baik lagi,” jelasnya.

Baca juga: Tak Hanya AS, Beberapa Negara Ekonomi Utama Diproyeksi Alami Resesi dalam 1 Tahun ke Depan

Di sisi lain, ancaman juga muncul dari segi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Hal ini dinilai berpengaruh terhadap inflasi dari sisi harga produsen. Dia merinci, kenaikan berbagai kebutuhan bahan baku dan juga mesin bisa menekan industri manufaktur.

“Sehingga, meskipun permintaan mengalami perbaikan di dalam negeri, pelaku usaha terjepit dalam dilema, yaitu tetap menahan harga jugal barang tetapi operasional dan biaya produknya naik signifikan, dengan kata lain, perusahaan tertekan,” jelas dia.

Di sisi lain, jika perusahaan melakukan penyesuaian, maka belum tentu konsumen bisa menerima penyesuaian harga yang dilakukan. Maka dari itu, perusahaan manufaktur akan dihadapi pada kekhawatiran akan penurunan omzet dan pendapatan.

Baca juga: Bahlil: Jangan Percaya Informasi Indonesia Bakal Resesi seperti Sri Lanka

 

Potensi krisis pangan

Bhima juga menyebut, indikator lain yang perlu dicermati adalah soal potensi krisis pangan. Menurutnya, Indonesia memiliki kelemahan dalam hal pangan, dimana tahun 2021 luasan lahan panen untuk padi menurun 2 persen.

“Dalam global securities index, Indonesia juga berada di urutan ke-69, artinya kita masuk yang terendah diantara negara-negara di Asean. Dengan begitu, secara ketejangkauan pasokan pangan, Indonesia sebenarnya berada dalam posisi yang rentan,” ungkap Bhima.

Kenaikan harga pangan juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mengingat Indonesia juga merupakan importir besar untuk beberapa kebutuhan pokok, seperti bawang putih yang masih impor 85 persen, gula dimana Indonesia merupakan yang tertinggi dan terbesar di dunia. Kemudian, gandum jug aimpor 100 persen, demikian juga dengan pupuk yang sebagian masih mengandalkan impor.

“Ini akan mmpengaruhi stabilitas ekonomi di dalam negeri. Ditambah lagi kenaikan suku bunga di negara-negara lain secara agresif yang bisa menekan konsumen dan berdampak pada kontraksi ekonomi. Namun Indonesia belum memasuki resesi. Tantangannya mungkin di akhir tahun 2022, atau awal 2023,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com