Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Mata Uang Digital dan Agenda Devolusi Moneter

Kompas.com - 27/07/2022, 16:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJALAN dengan kemajuan digitalisasi sektor keuangan, Bank Indonesia (BI) menghadapi tantangan besar dalam menjaga kedaulatan dan marwah rupiah terhadap cryptocurrency (aset kripto). Maka, akhir tahun ini BI akan mengambil langkah transformatif dengan menerbitkan rupiah digital dalam upaya sentralisasi mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan saat ini implementasi rupiah digital sedang dalam tahap finalisasi untuk dirilis dan akan menjadi alat pembayaran masa depan yang sah di negeri ini. Urgensi sentralisasi mata uang digital terkait erat dengan semakin pesatnya penggunaan aset kripto dalam perekonomian. Hal ini sebagai upaya menjinakkan semakin liarnya risiko stabilitas aset kripto yang akhir-akhir ini dinilai berpotensi menimbulkan risiko keuangan baru serta memengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.

Eksplorasi dan minat pengembangan mata uang digital di berbagai negara terus meningkat seiring dengan upaya penguatan regulasi mata uang digital dan aset kripto. Meskipun belum ada negara Asia yang secara resmi meluncurkan mata uang digital, Indonesia merupakan salah satu negara pelopor peluncuran mata uang digital dalam waktu dekat. Terlebih, posisi industri keuangan dan perbankan di Indonesia sedang dalam tahap penguatan ekosistem bank digital yang bisa menjadi pintu masuk implementasi mata uang digital untuk proses transformasi keuangan dalam dunia cryptocurrency.

Baca juga: BI Beberkan 3 Tantangan Sebelum Menerbitkan Mata Uang Digital

Hingga saat ini cryptocurrency belum bisa menjadi alat pembayaran di Indonesia dan masih sebatas sebagai aset investasi. Hal ini disebabkan oleh disparitas antara pertumbuhan aset kripto dan aturan sentralisasi mata uang digital yang belum rampung.

Ketika ukuran aset digital tumbuh tanpa didukung regulasi yang tepat, risiko sistemik yang ditimbulkan oleh sektor ini akan meningkat. Inilah sebabnya sentralisasi mata uang digital perlu diakselerasi segera untuk membendung risiko keuangan yang lebih besar.

Mata uang digital merupakan bentuk digital dari mata uang fiat suatu negara, yang nilainya dipatok dengan nilai fiat mata uang negara berbasis teknologi blockchain. Namun, yang perlu digarisbawahi bahwa rupiah digital berbeda dengan uang elektronik, kartu kredit, atau e-wallet. Bisa dikatakan mata uang digital merupakan model stablecoin tersentralisasi dengan nilai yang relatif stabil yang diterbitkan oleh otoritas moneter.

Keamanan, dan stabilitas yang ditawarkan mata uang digital juga sejalan dengan kecepatan dan efisiensi yang diupayakan oleh ekonomi digital, yang akan mendorong pesatnya perkembangan ekonomi digital Indonesia.

Selain itu, penerbitannya dapat mencegah risiko sistemik keuangan, menekan moral hazard, serta secara signifikan mengurangi ruang untuk aktivitas keuangan ilegal, dan membuat pembangunan ekonomi lebih stabil. Tak kalah penting, metode kliring dan penyelesaiannya yang efisien akan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi pembayaran yang lebih kondusif bagi penyelenggaraan sistem pembayaran lintas negara.

Devolusi moneter

 

Namun, yang perlu diantispasi dari penerbitan mata uang digital adalah potensi menurunnya minat menabung di bank akibat penerbitan mata uang digital. Kehadiran mata uang digital merupakan bentuk devolusi moneter, sebab sebagian simpanan masyarakat akan bermigrasi menjadi mata uang digital, sebuah fenomena yang sering disebut sebagai disintermediasi (Zelmanovitz, 2022).

Hal ini akan menguras giro dan tabungan dan menurunkan kemampuan bank umum mencetak uang. Tentu saja hal ini akan mengubah lanskap sistem keuangan. Bila migrasi tersebut berlangsung cepat, akan dapat menggoyahkan stabilitas keuangan negara karena aset perbankan menyusut.

Jika proses perpindahan simpanan bank ke mata uang digital berjalan cepat, hal itu justru berisiko memicu krisis keuangan. Agar BI berhasil memperkenalkan rupiah digital sebagai mata uang digital baru, perlu langkah-langkah persiapan yang matang.

Baca juga: Transaksi Kripto Tumbuh Pesat, BI Tekankan Pentingnya Mata Uang Digital Bank Sentral

Pertama, membangun kepercayaan rupiah digital seperti uang tunai pada umumnya. Sebab, tantangan utama saat menerbitkan mata uang digital adalah orang perlu memercayainya seperti halnya uang kartal, serta meyakinkan masyarakat bahwa rupiah digital tidak mudah dipalsukan. Karena itu, perlu penguatan aspek sosial, khususnya yang menyangkut literasi digital dan pemahaman masyarakat.

Kedua, BI harus memastikan perlindungan data bagi pengguna mata uang digital. Privasi adalah hak asasi manusia dan kondisi yang diperlukan untuk adopsi teknologi keuangan yang luas. Agar mata uang digital berhasil, sangat penting menyeimbangkan hak menjaga privasi dengan sangat hati-hati.

Ketiga, mata uang digital harus bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Ini merupakan tantangan inklusivitas bagi bank sentral karena akses digital dan penetrasi smartphone masih belum merata. Itu sebabnya penerbitan mata uang digital tidak serta merta berkontribusi langsung pada inklusi keuangan. Untuk itu, BI harus memiliki strategi agar mata uang digital mudah diakses seluruh kalangan.

Keempat, perlu mengeksplorasi lebih lanjut mekanisme pengaruh mata uang digital terhadap penawaran dan permintaan uang, pengganda uang dan efisiensi transmisi kebijakan moneter. Model matematis dapat dibangun untuk mengungkapkan proses dan hasil pengaruh mata uang digital terhadap kebijakan moneter, dan membuat rencana kontingensi yang memadai untuk menghadapi efek negatif, sehingga dapat membangun kerangka kebijakan dan landasan teoritis untuk promosi yang komprehensif.

Kelima, bagian tersulit dalam merancang infrastruktur keuangan baru adalah mengembangkan serangkaian protokol dan proses dengan cara yang kuat, tangguh, dan kompatibel. Mata uang digital penting perlu dibangun di atas platform terbuka yang tidak dapat direplikasi oleh sektor swasta manapun, sehingga memberi bank sentral kendali penuh atas ekosistem mata uang digital.

Kehadiran mata uang digital harus bisa memberikan win-win solution untuk semua pihak dalam industri keuangan dan perbankan dengan tidak mengorbankan masalah kemudahan akses dan efisiensi ekonomi yang selama ini merupakan keunggulan inti dari teknologi blockchain. Mata uang digital merupakan solusi untuk mendukung sistem transaksi dan pembayaran antarindividu dan antarnegara dengan cepat, murah, mudah, aman, dan andal tanpa mengorbankan stabilitas sistem moneter dan sistem keuangan yang sudah ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com