Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, Rupiah Kembali Tertekan

Kompas.com - 27/07/2022, 17:47 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot bergerak melemah hingga sesi perdagangan Rabu (27/7/2022) sore. Terpantau nilai tukar rupiah kembali bergerak di kisaran Rp 15.000 per dollar AS pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.50 WIB, mata uang garuda berada di level Rp 15.010 per dollar AS, atau melemah 17 poin (0,11 persen) dari level penutupan kemarin.

Sementara itu, mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 15.020 per dollar AS pada Rabu, melemah dibanding posisi Selasa (26/7/2022) sebesar Rp 14.984 per dollar AS.

Baca juga: 5 Bank Digital Paling Banyak Digunakan menurut Survei Populix

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya tetap baik, terefleksikan dari proyeksi-proyeksi positif yang diterbitkan oleh lembaga keuangan internasional.

Laporan teranyar Dana Moneter Internasoional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan, pada tahun ini perekonomian Indonesia berpotensi tumbuh 5,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Proyeksi ini sebenarnya lebih rendah dari laporan sebelumnya.

Akan tetapi, proyeksi pertumbuhan itu masih lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 teranyar, yakni sebesar 3,2 persen. Proyeksi ini lebih rendah 0,4 persen dibanding proyeksi April lalu.

"Dengan kinerja perekonomian yang konsisten didukung kedisiplinan pemerintah mengelola fiskal, investor asing dan domestik tidak pernah kehilangan keyakinannya untuk membeli surat-surat utang Indonesia," ujar Ibrahim dalam risetnya, Rabu.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Harga Pertamax Belum Berubah

Namun demikian, kondisi eksternal yang tidak menentu masih menekan pergerakan rupiah di pasar spot. Kekhawatiran akan resesi global membuat investor cenderung lebih berhati-hati, dan memilih untuk menempatkan dananya di instrumen bersifat safe haven.

Asal tahu saja, ekuitas AS jatuh pada hari ini, jelang keputusan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) hari ini.

"Kabar data eksternal menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan walaupun data internal cukup bagus, namun mata uang rupiah masih melemah," ucap Ibrahim.

Baca juga: Garap Mobil Listrik, Toyota Bakal Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com