Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Utang RI Lebih Rendah dari Negara Lain, Sri Mulyani: Indonesia Aman

Kompas.com - 27/07/2022, 20:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rasio utang Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Menurutnya, rasio utang yang terjaga itu dikarenakan penerapan disiplin fiskal yang ketat.

"Risiko kredit Indonesia dianggap manageable karena eksposure utang pemerintah yang jauh lebih rendah dibandingkan negara maju dan berkembang yang di ASEAN maupun di G20," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (27/6/2022).

Ia menjelaskan, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB), berdasarkan proyeksi IMF pada April 2022, yakni mencapai 42,71 persen di 2022.

Baca juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, Rupiah Kembali Tertekan

Rasio utang RI vs negara maju dan ASEAN

Angka itu lebih rendah dibandingkan negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang sebesar 125,58 persen, Jerman 70,87 persen, Prancis 112,58 persen, Inggris 87,83 persen, Jepang 262,54 persen, dan Korea Selatan 52,04 persen.

Begitu pula bila dibandingkan dengan negara-negara peers di ASEAN, seperti Malaysia yang sebesar 69,25 persen, Thailand 62,68 persen, Filipina 60,04 persen. Serta bila dibandingkan dengan negara peers di G20 seperti Brasil yang sebesar 91,89 persen, China 77,84 persen, dan India 86,90 persen.

"Kalau dibandingkan negara maju dan berkembang, baik yang di ASEAN maupun G20 terlihat rasio utang pemerintah yang 42 persen ini relatif sangat kecil, negara-negara itu jauh di atas Indonesia rasio utangnya terhadap PDB," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Pengamat: Resesi Global Bisa Jadi Ancaman Pertumbuhan Ekonomi RI

 

CDS 5 tahun RI alami penurunan

Selain dari rasio utang yang relatif rendah, credit default swap (CDS) 5 tahun Indonesia juga mengalami tren penurunan menjadi berada di posisi 117 per 27 Juli 2022, setelah sempat menyentuh level tertinggi di 160,45 pada 14 Juli 2022.

Sebagai informasi, level CDS yang semakin rendah menunjukkan ekspektasi risiko investasi yang semakin rendah pula pada instrumen surat utang suatu negara.

Sri Mulyani mengakui, bila dibandingkan CDS 5 tahun Indonesia pada Januari 2022 yang sebesar 74,63 memang saat ini mengalami kenaikan. Namun, posisi Indonesia saat ini tetap jauh lebih rendah atau 100 bps di bawah negara peers seperti China, India, Brasil, Meksiko, Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, dan Turki.

Baca juga: APBN Surplus Rp 73,6 Triliun, Sri Mulyani: Luar Biasa Positif

Indonesia aman

Lebih lanjut, ia mengatakan, dengan kondisi tingkat risiko kredit dan rasio utang yang lebih rendah dibandingkan sejumlah negara lainnya, maka posisi Indonesia relatif lebih aman ketimbang beberapa negara lain.

"Jadi ini adalah posisi yang Indonesia akan tetap jaga, dalam kondisi di mana risiko bergeser dari ancaman pandemi yang melumpuhkan ekonomi, menjadi ancaman ekonomi dan keuangan global serta krisis pangan dan energi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com