Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Koperasi untuk Kesejahteraan Rakyat

Kompas.com - 28/07/2022, 08:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BULAN Juli hampir lewat. Tradisi merayakan Bulan Koperasi hampir usai. Kini tiba saatnya untuk mengayunkan langkah dengan lebih tegap untuk menjadikan koperasi lebih dekat bagi setiap orang.

Koperasi perlu menjadi kata sehari-hari yang terucap dalam setiap rumah tangga.

Pagi-pagi sebotol susu sudah ada di depan pintu, dikirim oleh koperasi peternak susu yang ada di desa tidak jauh dari rumah.

Tidak lama kemudian, tukang sayur keliling datang membawa sayur pesanan yang dipesan malam sebelumnya dari koperasi pertanian di desa yang lain lagi, bahkan mungkin lebih jauh lagi untuk buah-buahan yang langka dari koperasi perkebunan rakyat.

Air siap minum selalu tersedia, karena koperasi RW memiliki catatan kapan harus mengirim dua galon air setiap beberapa hari.

Koperasi warga juga menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari lain, seperti minyak goreng, sabun, odol, dsb.

Saat ada uang lebih, tinggal transfer ke koperasi simpan pinjam. Demikian juga saat memerlukan uang mendadak, tinggal membuka situs koperasi tersebut, menarik uang tabungan sendiri dan kemudian mengambilnya di ATM Bersama milik koperasi.

Ketika rumah bocor atau kulkas bermasalah, tinggal menghubungi koperasi jasa pertukangan.

Semua aktivitas rumah tangga itu dilayani oleh banyak koperasi, dengan hanya menggunakan telepon genggam.

Pembeda Koperasi

Itu semua adalah khayalan, karena penulis tidak menjadi anggota koperasi apapun. Bukan karena tidak mau, namun karena tidak tahu ada atau tidak koperasi-koperasi seperti itu di tempat penulis tinggal.

Yang penulis tahu hanya sedikit konsep tentang koperasi, yaitu jenis usaha yang dibentuk oleh beberapa orang untuk melayani kebutuhan bersama.

Setiap anggota memiliki satu suara, bukan model usaha di mana pemegang saham terbanyak menentukan pengambilan keputusan. Di koperasi, suara terbanyak lah yang menentukan hal itu.

Koperasi mengutamakan keterbukaan, kejujuran dan perhatian kepada para anggotanya. Koperasi adalah milik anggota, dan setiap anggota boleh dengan bangga menyatakan menjadi anggota koperasi ini dan itu, seperti halnya orang lain bangga memiliki perusahaan sendiri.

Menjadi anggota koperasi memang suatu kebanggaan, karena menjadi bagian dari upaya bersama untuk saling membantu.

Dengan menjadi anggota koperasi, tanggung jawab kepada komunitas terpenuhi, selain mendapat kepuasan hati karena mengetahui tujuan usaha bersama itu.

Tentu ada kewajiban untuk membayar iuran dan hadir dalam rapat anggota, serta ikut mengawasi kegiatan manajemen.

Membeli barang dari suatu koperasi menegaskan keberpihakan kepada anggota koperasi itu. Sedikit banyak ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial seorang warga bangsa.

Dalam skala nasional, koperasi menjadi tiang utama bangunan ekonomi, sementara jenis usaha lain adalah tiang-tiang pancang pendukung, karena yang dituju adalah masyarakat yang adil dan makmur.

Demikian kira-kira harapan Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Beliau tentu tidak hanya merenung dan membaca buku, namun juga mengamati dan mungkin menjadi anggota koperasi saat beliau belajar di negeri Belanda.

Koperasi saat ini

Namun cita-cita Bung Hatta agaknya masih belum terwujud sepenuhnya pada usia Republik yang ke-75 tahun lebih saat ini.

Koperasi belum menjadi saka guru perekonomian bangsa. Keberadaan dan peran koperasi kurang dikenal oleh generasi muda kita pada umumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com