Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertalife Insurance Bidik Premi Rp 683,49 Miliar Sepanjang 2022

Kompas.com - 28/07/2022, 10:01 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perta Life Insurance (Pertalife Insurance) menargetkan produksi premi mencapai Rp 683,49 miliar sampai akhir tahun 2022. Target tersebut lebih banyak sekitar 20 persen dari capaian produksi premi tahun 2021.

Sepanjang tahun 2021 sendiri, pendapatan premi bruto perusahaan tercatat sebesar Rp 489 miliar.

Direktur Utama PertaLife Insurance Hanindio W Hadi mengatakan, perusahaannya akan fokus untuk memproduksi premi dari produk yang membawa keuntungan.

"Kita bicara tentang unit link dan yang berhubungan dengan investasi itu, nyatanya di industri juga sekarang sudah banyak mengalami pertanyaan, memang saat ini masih kita freeze, kita moratorium untuk tidak fokus ke situ dulu," kata dia dalam paparan kinerja Pertalife Insurance, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Suku Bunga The Fed Naik, IHSG Justru Dibuka Menguat ke Level 6.900

Selain itu ia menambahkan, Pertalife Insurance pada tahun ini akan mencoba untuk menyeimbangkan portofolio preminya. Adapun pada tahun 2021, perusahaan masih didominasi oleh sekitar 80 persen captive market BUMN dan 20 persen dari non-captive market.

Hal ini sekaligus menjadi bagian dari upaya perusahaan menyeimbangkan sebaran risiko asuransi.

Selain itu, Pertalife Insurance juga tetap bersiasat untuk menghindari risiko persaingan dengan kehadiran holding asuransi milik BUMN yaitu IFG dalam ekosistem BUMN.

"IFG kan dibuat untui menangani market BUMN, Pertamina kan bagian dari BUMN. Apakah ke depannya kami akan bersaing atau seperti apa itu kami masih dalam proses mencari tahu dan mencari bentuk bagaimana nanti kerja samanya apabila IFG jadi salah satu asuransi yang meng-handle Pertamina," imbuh dia.

Perlu diketahui, Pertalife Insurance dimiliki oleh Dana Pensiun Pertamina, PT Timah Tbk, dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Baca juga: Penyebab Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak hingga China Minta RI Turun Tangan

Oleh sebab itu, Hanindio menjelaskan, perlu adanya keseimbangan antara captive dan non-captive market agar ketika perusahaan dihadapkan pada risiko, ada produk dari sumber yang lain.

Sebagai informasi, Pertalife Insurance berhasil membukukan pendapatan premi sebesar Rp 427,2 miliar sampai semester I-2022.

Selain itu, Pertalife Insurance berhasil mencetak laba bersih sebanyak Rp 48,96 miliar sepanjang tahun 2021

Angka ini tumbuh sebanyak 166,26 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp 18,39 miliar.

Selain itu, Pertalife Insurance berhasil memiliki risk based capital (RBC) sebesar 243,27 persen pada tahun 2021. Angka ini lebih bersar dari ambang batas yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak 120 persen.

Baca juga: Mengapa Amerika Serikat Kurang Berminat Membangun Kereta Cepat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com