Penurunan angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 ini, kata dia, menandakan debitur yang memiliki usaha sudah mulai kembali normal seiring dengan membaiknya kondisi pandemi di Indonesia.
"Penurunan ini di-drive oleh pelunasan, pembayaran cicilan daripada debitur, dan juga karena debitur yang sudah back to normal dan program restrukturisasinya sudah selesai sehingga mereka sudah tidak ikut lagi dalam program restructuring Covid-19," jelasnya.
Dia mengungkapkan, sampai dengan Juni 2022, angka loan at risk (LAR) termasuk portofolio restrukturisasi kredit tersebut turun menjadi 15,12 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.
Diperkirakan angka LAR ini akan terus turun menjadi 14-15 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.
"Jadi secara summary conclusion kami sudah siap apabila kebijakan restrukurisasi Covid-19 dari OJK tidak diperpanjang di Maret tahun depan," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.