Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Secara Teknis AS Masuk Resesi

Kompas.com - 29/07/2022, 16:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Amerika Serikat (AS) secara teknis masuk ke dalam jurang resesi, seiring dengan dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.

Hal itu diungkapkannya ketika berkesempatan membahas sejumlah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia, dalam acara Dies Natalis ke-7 PKN STAN, Jumat (29/7/2022).

"Pagi ini membaca (berita) AS negatif growth di kuartal II, technically masuk resesi," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,9 Persen di Kuartal II-2022, AS Resmi Masuk Jurang Resesi?

Seperti diberitakan, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2022 tercatat minus 0,9 persen. Hal ini  melanjutkan kontraksi pada kuartal I-2022 sebesar minus 1,6 persen.

Secara umum, definisi resesi memang mengalami penurunan perekonomian selama dua kuartal berturut-turut. Namun, itu bukanlah definisi resmi menurut pihak AS.

Menteri Keuangan AS Jannet Yellen bersikeras menyatakan perekonomian AS belum mengalami resesi, meski sudah dua kuartal mengalami kontraksi. Ia menyebut, ekonomi AS berada dalam keadaan transisi, bukan resesi.

Menurutnya, definisi resesi adalah pelemahan ekonomi yang luas yakni mencakup PHK besar-besaran, penutupan bisnis, pelemahan daya beli rumah tangga, dan perlambatan aktivitas sektor swasta.

“Bukan itu yang kita lihat sekarang. Ketika anda melihat ekonomi (saat ini), penciptaan lapangan kerja terus berlanjut, keuangan rumah tangga tetap kuat, belanja konsumen, dan bisnis tetap tumbuh,” kata dia seperti dikutip dari CNBC, Jumat (29/7/2022).

Meski demikian, AS saat ini tetap menghadapi hambatan ekonomi yang lebih besar, yakni lonjakan inflasi mencapai 9,1 persen pada Juni 2022. Hambatan menunjukkan perekonomian yang gagal kembali ke zona positif.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Yellen mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus menekan inflasi yang menyebabkan lonjakan harga. Pihaknya akan berupaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil.

“Kami tahu ada tantangan di depan kami. Pertumbuhan melambat secara global. Inflasi tetap sangat tinggi, dan merupakan prioritas utama pemerintahan ini untuk menurunkannya,” kata Yellen.

Adapun Biro Riset Ekonomi Nasional menjadi lembaga yang secara resmi menyatakan resesi ekonomi AS, yang biasanya terjadi setelah berbulan-bulan penelitian dan perdebatan.

Lembaga tersebut tidak menggunakan definisi resesi yang diterima secara umum, sebaliknya mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan.

Baca juga: Kapan Indonesia Mengalami Resesi? Ini Jawaban Pengamat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com