Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Resesi AS, Sri Mulyani Khawatirkan Ekspor RI Turun

Kompas.com - 29/07/2022, 20:05 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pelemahan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan berdampak buruk terhadap Indonesia. Lantaran, AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Pelemahan ekonomi AS bakal mempengaruhi permintaan produk RI dari negara tersebut, sehingga dapat menurunkan kinerja ekspor Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2022 tercatat minus 0,9 persen. Laju ekonomi itu melanjutkan kontraksi pada kuartal I-2022 yang tercatat minus 1,6 persen.

Baca juga: Sri Mulyani: Dunia Sedang Tak Baik-baik Saja, Inflasi di Berbagai Negara Melonjak Tinggi

Menurut Sri Mulyani, AS secara teknis mengalami resesi ekonomi karena sudah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi.

"Pagi ini membaca (berita) AS negatif growth di kuartal II, technically masuk resesi," ujar dia dalam acara Dies Natalis ke-7 PKN STAN, Jumat (29/7/2022).

Di samping ekonomi AS yang melemah, China juga mengalami perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu hanya sebesar 0,4 persen di kuartal II-2022, melambat dari kuartal I-2022 yang tumbuh mencapai 4,8 persen.

China juga merupakan salah satu mitra dagang utama RI, sehingga gejolak ekonomi negara tersebut akan berpengaruh ke Indonesia.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, kondisi ekonomi negara-negara Eropa juga turut berpengaruh, mengingat menjadi salah satu tujuan ekspor Indonesia.

Baca juga: Sri Mulyani: Secara Teknis AS Masuk Resesi

Kawasan Eropa tersebut tengah mengalami gejolak ekonomi akibat tensi geopolitik Rusia-Ukraina. Rusia mengurangi ekspor energinya ke Eropa, yang membuat harga energi di kawasan tersebut semakin mahal.

Lonjakan harga energi pun mengerek inflasi negara-negara Eropa sehingga membuat ekonomi semakin bergejolak.

"AS, China, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun," kata Sri Mulyani.

Ia menilai, situasi di mana inflasi yang sudah meningkat akibat naiknya permintaan pasca pandemi, menjadi semakin melonjak karena perang Rusia-Ukraina sehingga menimbulkan krisis pangan dan energi, menunjukkan dunia sedang tidak baik-baik saja.

Oleh karena itu, Sri Mulyani memastikan, meski kinerja APBN terus mencatatkan surplus dalam enam bulan terakhir, tidak akan membuat pihaknya jumawa, sebab ekonomi global masih diliputi ketidakpastian.

"Kemarin kami di Kemenkeu sampaikan bahwa APBN sampai Juni surplus. Kami tidak jumawa. Kami tahu situasi (global) masih akan cair dan dinamis," tutup dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar 2,46 miliar dollar AS pada Juni 2022. AS menempati posisi ketiga sebagai negara tujuan ekspor RI, berada di bawah China yang menempati posisi pertama.

Adapun nilai ekspor Indonesia ke China tercatat mencapai 5,09 miliar dollar AS per Juni 2022. Sementara itu, pada periode yang sama, nilai ekspor RI ke Uni Eropa tercatat mencapai 1,68 miliar dollar AS.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,9 Persen di Kuartal II-2022, AS Resmi Masuk Jurang Resesi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com