Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Logistik Masih Mahal, Pelindo Akan Benahi Pelabuhan Ambon

Kompas.com - 29/07/2022, 21:15 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyatakan, biaya logistik di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara-negara kawasan Asia Tenggara lain, seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, hasil studi Bank Dunia menunjukkan biaya logistik di Indonesia mencapai 23 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional.

"Tidak semua beban biaya logistik ada di Pelindo, tapi juga di instansi lain," ujar dia, dalam keterangannya, dikutip Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Tekan Biaya Logistik, Pelindo Fokus Integrasikan Pelabuhan dengan Kawasan Industri

Merespons hal tersebut, Arif menyebutkan, pasca merger perseroan fokus melakukan perbaikan di pelabuhan kelolaan, dengan harapan dapat meningkatkan arus peti kemas di pelabuhan.

"Dengan pertumbuhan tahunan sekitar lima persen, tahun ini kita punya target 17,3 juta TEUs," katanya.

Salah satu upaya perbaikan perusahaan pelabuhan pelat merah itu dilakukan di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.

General Manager Pelindo Regional 4 Ambon I Nengah Suryana menilai, sebelum perbaikan dilakukan, Pelabuhan Yos Sudarso masih beroperasi dengan sistem manual disertai kondisi lapangan yang berantakan.

Baca juga: Anak Usaha Pelindo Akuisisi Saham Operator BNCT dari Wijaya Karya dan Hutama Karya

Selain itu, semula terminal peti kemas juga bercampur antara lokasi bongkar dan lokasi pemuatan.

"Driver truk kontainer butuh waktu cukup lama untuk menemukan peti kemas, baik untuk membongkar atau memuat barang," kata Nengah Suryana.

Oleh karenanya, Pelindo melakukan pembenahan, diawali dengan membuat pemetaan, memisahkan blok bongkaran, blok muatan, dan membuat lokasi khusus untuk Cargo Consolidation and Distribution Center (CCDC).

"Di lokasi inilah barang akan dibongkar dari peti kemas (stripping) dan dimuat ke dalam peti kemas (stuffing). Blok-bloknya jadi jelas," ujar dia.

Kemudian, Pelindo Regional 4 mendatangkan peralatan baru untuk mempercepat proses bongkar muat, di mana perusahaan mulai menggunakan dua container crane (CC) dan rubber tyred gantry (RTG).

Penggunaan RTG, kata Nengah Suryana, bisa mempercepat proses bongkar muat karena bisa menyusun peti kemas sampai lima tumpukan, di mana sebelumnya, hanya bisa menumpuk peti kemas maksimal sampai tiga tier.

"Hasilnya, kapasitas lapangan peti kemas Ambon naik dari semula 190 TEUs (twenty-foot equivalent unit) menjadi 250 TEUs," terangnya.

Jam operasional pun diubah mengikuti penambahan kapasitas lapangan peti kemas tersebut, yakni dari semula hanya beroperasi hingga pukul 10 malam, menjadi beroperasi selama 24 jam penuh.

Baca juga: ASDP dan Pelindo Bakal Kolaborasi Operasikan Pelabuhan Ciwandan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com