Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggun Barokahwijonarko
Karyawan BUMN

Pegawai Anak usaha BUMN

Mobil Listrik dan Plastik

Kompas.com - 01/08/2022, 11:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karena sekitar setengah dari pohon yang diolah berupa mata kayu, lignin atau bahan lainnya yang tidak bagus untuk membuat kertas.

Diperkirakan pertengahan 1960-an, negara kita mulai akrab dengan plastik. Namun kini mulai kewalahan serta sulit lepas dari plastik, tetapi harus tetap diupayakan karena plastik berbahaya bagi lingkungan.

Dan akankah cerita yang sama dialami mobil listrik, karena masih menjadi perdebatan apakah mobil listrik adalah solusi terbaik untuk mengurangi emisi karbon.

Cerita mobil listrik

Dalam jurnal Tinjauan Perkembangan Kendaraan Listrik Dunia Hingga Sekarang, Nyoman S Kumara, I Wayan Sukerayasa dalam pendahuluannya mengungkapkan, teknologi kendaraan listrik telah berkembang sejak lebih dari seratus tahun silam.

Pada awalnya, kendaraan bertenaga listrik lebih dulu populer dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Bahkan kendaraan listriklah yang membantu meningkatkan popularitas kendaraan motor bakar di masyarakat.

Kendaraan listrik merupakan kendaraan yang jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak atau bertenaga uap.

Hal ini disebabkan, pada saat itu, kendaraan listrik tidak bising, lebih mudah dihidupkan, jalan raya baru ada di dalam kota saja sehingga jarak tempuh masih bisa dengan mobil listrik serta mendapatkan bahan bakar tidak semudah pada saat ini.

Namun ketika semua permasalahan tersebut dapat direduksi, maka kepopuleran mobil listrik perlahan meredup, bahkan hilang tergantikan mobil berbahan bakar minyak.

Dan kini mobil listrik kembali menjadi perbincangan dengan pertimbangan bumi mulai mengalami krisis iklim dan cadangan minyak dunia yang semakin berkurang.

Tidak lagi isu lokal yang menjadi alasan dan berangkat dari problem lingkungan, hampir sama dengan kemunculan plastik. Akankah mobil listrik dapat menjadi alat transportasi utama di jalan-jalan raya semua negara?

Perdebatan mobil listrik ramah lingkungan masih ramai diperbincangkan, sementara tambang-tambang nikel tak kalah ramai berdiri di daerah kaya kandungan nikel.

Semangat menyelematkan kota-kota besar dari emisi karbon berbahaya menciptakan bahaya lingkungan di tempat penambangan bahan baku utama komponen inti mobil listrik.

Perdebatan tidak berhenti di situ, pengisian baterai mobil listrik, khususnya di Indonesia, juga dinilai kurang ramah lingkungan mengingat pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia dari 73.736 megawatt (MW) atau 73,74 gigawatt (GW) Pembangkitan listrik di Indonesia hingga November 2021.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih menjadi andalan, menjadi kontributor pembangkitan terbesar dengan 36,98 GW atau 50ri total pembangkitan listrik.

PLTU batubara ini salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com