Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Kuartal II-2022 Tumbuh Lebih dari 5 Persen

Kompas.com - 02/08/2022, 10:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai di atas 5 persen (year on year/yoy).

Jika tercapai, maka laju ekonomi tersebut melanjutkan kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 yang tumbuh positif sebesar 5,01 persen (yoy).

"Kami memperkirakan kuartal II masih akan tumbuh di atas 5 persen, terutama kuartal I waktu itu 5,01 persen, maka kami memperkirakan kuartal II juga akan bertahan di atas 5 persen," ujarnya dalam konferensi pers hasil rapat KSSK secara virtual di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Menkeu mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022 itu ditopang oleh kinerja komponen sisi konsumsi, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga positif.

Baca juga: Inflasi Juli Tertinggi Sejak 2015, Sri Mulyani: Masih Relatif Moderat

Sri Mulyani menjelaskan, komponen sisi konsumsi rumah tangga terpantau masih kuat selama momentum Ramadhan dan Idul Fitri yang tercermin dari data keyakinan konsumen.

Indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat meningkat ke level 128,2 pada Juni 2022 dari posisi Maret yang sebesar 111. Hal ini menunjukkan masyarakat memiliki optimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi.

Kemudian pada komponen investasi dan kinerja ekspor juga masih akan menjadi faktor penopang pertumbuhan ekonomi. Realisasi investasi RI tercatat mencapai Rp 302,2 triliun pada kuartal II-2022, sementara neraca perdagangan surplus mencapai 15,55 miliar dollar AS di kuartal II-2022.

"Investasi meningkat sangat baik, kami memperkirakan akan tumbuh lebih tinggi, dan ekspor tumbuh 40 persen untuk Juni saja. Jadi ini masih tumbuh sangat tinggi dalam satu kuartal," kata Sri Mulyani.

Beberapa indikator lainnya juga diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022. Seperti indeks penjualan riil (IPR) yang tumbuh 15,4 persen (yoy) pada Juni 2022.

Kemudian PMI Manufaktur yang masih ekspansif dengan menguat dari 50,2 pada Juni ke 51,3 pada Juli. Konsumsi listrik terutama untuk industri maupun bisnis juga tumbuh positif dan kuat.

Sementara dari sisi kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), Sri Mulyani memperkirakan tetap kuat di tengah tekanan terjadinya arus modal keluar. Transaksi berjalan pada kuartal II-2022 diproyeksi mencatatkan surplus, bahkan melebihi surplus pada kuartal I-2022

"Hal ini utamanya didukung oleh kenaikan surplus di neraca perdagangan, terutama akibat tingginya harga komoditas global yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia," kata dia.

Baca juga: Arti Resesi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,05 persen pada kuartal II-2022. Salah satu pertimbangannya, karena inflasi inti masih terjaga rendah.

Selain itu, di dorong pertumbuhan ekonomi yanng sudah mulai membaik pada kuartal I-2022 lalu, serta adanya peningkatan konsumsi di kuartal II-2022 yang diyakini menopang pertumbuhan ekonomi periode April-Juni 2022.

"Kami perkirakan kuartal II ini, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,05 persen. Inflasi inti yang masih rendah, pertumbuhan ekonomi yang sudah mulai membaik mesli belum pulih betul, karena konsumsi swasta baru naik pada saat Ramadhan kemarin dan akan terus naik. Ini yang perlu dijaga untuk momentum pertumbuhan ekonomi," jelas Perry dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Waspadai Stagflasi, Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com