Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Belum Naikkan Tingkat Bunga Penjaminan Valas, Ini Alasannya

Kompas.com - 02/08/2022, 11:50 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) belum berencana melakukan penyesuaian terhadap Tingkat Bunga Penjaminan Valuta Asing LPS atau TBP Valas. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan dinamika yang terjadi saat ini.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, salah satu pertimbangan yang digunakan oleh lembaga ialah kondisi cakupan penjaminan valas yang masih tinggi. Tercatat saat ini, cakupan penjaminan simpanan berbentuk valas dengan memperhitungkan TBP LPS mencapai 98,5 persen dari jumlah rekening.

“Kami monitor beberapa faktor yang menjelaskan bahwa kami belum harus bertindak, hal itu dikarenakan yang pertama cakupan penjaminan valas masih tinggi di atas 90 persen,” ujar Purbaya, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III 2022, di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Kuartal II-2022 Tumbuh Lebih dari 5 Persen

Lebih lanjut Ia menjelaskan, tingkat penjaminan tersebut sebenarnya meningkat. Tercatat, cakupan penjaminan simpanan berbentuk valas dengan memperhitungkan TBP LPS pada awal tahun ini sebesar 98,22 persen.

“Jadi ada kenaikan dari jumlah rekening artinya dananya bukan keluar, namun ini justru bertambah,” kata Purbaya.

Menurutnya, kebijakan TBP LPS harus selaras dengan kebijakan suku bunga acuan bank sentral, Bank Indonesia (BI). Di mana saat ini tengah fokus menjaga suku bunga acuannya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

“Dengan kata lain LPS tidak akan pernah mengganggu sinyal kebijakan moneter dari bank sentral,” ujar dia.

Baca juga: LPS: Peran Investor Ritel Penting untuk Meredam Tekanan Ekonomi Global

Alasan lain belum dinaikkannya TBP Valas ialah, sampai dengan saat ini memang belum ada indikasi kuat pengalihan dana simpanan berbentuk valas ke luar negeri.

Data terakhir menunjukkan bahwa total DPK valas di perbankan sampai dengan bulan Juni masih tumbuh 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Secara lebih rinci, pada bulan Januari 2022 deposito valas mencapai 21,42 miliar dollar AS dan di bulan Juni 2022 turun menjadi 19,904 miliar dollar AS. Sedangkan dana valas pada rekening giro di perbankan mencapai 36,48 miliar dollar AS pada bulan Januari 2022, dan di bulan Juni 2022 naik menjadi 37,55 miliar dollar AS.

Baca juga: Deposito Bank Neo Commerce Tidak Dijamin LPS, Ini Penjelasan Manajemen

"Jadi, ada perpindahan dana dari simpanan deposito valas ke dalam rekening giro valas. Hal ini menggambarkan ekonomi yang sedang berekspansi, karena perpindahan dana tersebut memberi indikasi yang amat kuat bahwa pemilik dana tersebut sedang bersiap-siap untuk menggunakannya dalam kegiatan ekonomi riil,” tutur Purbaya.

Faktor penentu lain adalah, agar tidak memberikan insentif kepada deposan valas ritel yang tadinya uangnya bentuk rupiah, dialihkan ke bentuk valuta asing atau dollar AS.

“Jadi apabila kita naikkan tiba-tiba, hal ini berpotensi akan memicu pengalihan dana rupiah tersebut ke dalam dollar AS yang dikhawatirkan justru akan mengganggu stabilitas rupiah,” ucap Purbaya.

Baca juga: LPS: Permodalan dan Likuiditas Terjaga, Kinerja Sektor Perbankan Terus Membaik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com