Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Terjaga, BI Dinilai Tak Perlu Buru-buru Naikkan Suku Bunga

Kompas.com - 02/08/2022, 16:09 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha menilai Bank Indonesia (BI) tak perlu buru-buru menaikkan suku bunga acuan. Sebab dia menilai tingkat inflasi di Indonesia masih terjaga. 

“Inflasi inti menjadi patokan bagi BI dalam menentukan kebijakan suku bunga,” ujar Dimas dalam siaran pers, Selasa (2/8/2022).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juli 2022 sebesar 0,64 persen secara bulanan, lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen. Sedangkan secara tahunan sebesar 4,94 persen, lebih tinggi dari Juli 2021 yang sebesar 4,35 persen.

Baca juga: Inflasi Juli Tertinggi sejak 2015, BI Sebut Inflasi Inti Tetap Terjaga Rendah

Meski mengalami kenaikan, posisi tersebut dinilai masih tergolong relatif rendah, dan terjaga jika dibandingkan dengan negara-negara G20. Menurut Dimas, penguatan harga komoditas utama Indonesia, seperti batu bara, menjadi faktor positif bagi Indonesia.

Dia mencontohkan, harga batu bara menguat 128 persen di paruh pertama tahun ini, yang mendukung kinerja neraca perdagangan hingga mencatat rekor surplus. Harga komoditas yang suportif akan memberi trickle-down effect ke ekonomi dan positif bagi stabilitas makro ekonomi Indonesia.

“Selain pertumbuhan ekonomi yang positif, Indonesia juga diuntungkan oleh tingkat inflasi domestik yang relatif terjaga. Pemerintah memutuskan untuk menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi demi menjaga harga listrik bersubsidi dan BBM Pertalite,” kata Dimas

Menurut Dimas, kebijakan ini positif untuk menjaga tingkat inflasi dan mendukung daya beli masyarakat. Dari sisi APBN, kenaikan anggaran subsidi akan dikompensasi oleh kenaikan pendapatan negara dari sektor komoditas yang tinggi.

Baca juga: Inflasi Juli 2022 Capai 4,94 Persen, Tertinggi sejak Oktober 2015


Sebelumnya, Direktur Eksekutif Sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, inflasi inti pada Juli 2022 terjaga rendah sebesar 0,28 persen (mtm), sebagaimana inflasi inti pada Juni 2022 yang sebesar 0,19 persen (mtm).

“Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas mobil dan sewa rumah, yang didorong kenaikan mobilitas masyarakat. Terjaganya inflasi inti tersebut didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi,” ungkap Erwin.

Peningkatan lebih lanjut tertahan oleh deflasi komoditas emas perhiasan seiring dengan pergerakan harga emas global. Secara tahunan, inflasi inti Juli 2022 masih terjaga rendah sebesar 2,86 persen (yoy), meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,63 persen (yoy).

Erwin menambahkan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan instansi terkait.

“BI berupaya memperkuat koordinasi kebijakan, baik dengan pemerintah, serta instansi terkait melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) untuk mengelola tekanan inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi serta mendukung ketahanan pangan,” kata Erwin.

Baca juga: BERITA FOTO: KSSK Ungkap Inflasi Juli Tertinggi sejak Oktober 2015

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com