Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rekor Transaksi Jual Beli Tanah Terluas dalam Sejarah

Kompas.com - 03/08/2022, 07:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Transaksi jual beli tanah merupakan hal yang sangat umum ditemui. Hukum yang berlaku, semakin luas tanah, semakin tinggi pula harganya.

Sudah sangat lazim pula, ketika seseorang sedang terdesak karena sangat membutuhkan uang, ia terpaksa akan menjual tanah untuk mendapatkan uang. Nasib itulah yang pernah dialami Prancis dalam penjualan tanah Louisiana.

Sejarah mencatat, transaksi jual beli tanah terbesar sepanjang sejarah adalah pembelian tanah Louisiana. Peristiwa itu lebih dikenal dengan nama Louisiana Purchase.

Dikutip dari laman History, Louisiana Purchase adalah pembelian tanah seluas 828.000 mil persegi dari Prancis oleh Amerika Serikat (AS). Wilayah tersebut membentang dari Sungai Mississippi di Timur hingga Pegunungan Rocky di Barat.

Baca juga: Sebagai Negara Maju, Kenapa AS Enggan Mengembangkan Kereta Cepat?

Sementara di Utara, tanah yang dibeli AS ini berbatasan dengan Kanada yang saat itu dikuasai Inggris, dan terus ke selatan hingga mencapai Teluk Meksiko.

Louisiana Purchase ini begitu penting dalam sejarah Amerika Serikat. Yang mana tanah yang dibeli dari transaksi ini kemudian membentuk luasnya wilayah Negara Paman hingga saat ini.

Saking luasnya, tanah dari Louisiana Purchase ini kemudian dibagi menjadi 15 negara bagian. Kesepakatan ini juga menjadikan Thomas Jefferson, kerap disebut sebagai Presiden Amerika Serikar tersukses sepanjang sejarah.

Pembelian ini juga membuat AS memiliki keuntungan ekonomi dengan wilayah yang membentang dari Atlantik hingga Pasifik, menjadikannya sebagai salah satu negara terluas di dunia.

Baca juga: Sisi Kelam Ukraina: Bisnis Surogasi Rahim atau Pabrik Bayi

Sebagaimana diketahui, sebelum menjadi negara daratan luas seperti sekarang, wilayah AS awalnya jauh lebih kecil.

AS awalnya adalah negara bekas koloni Inggris. Wilayah terus bertambah berkat aneksasi wilayah maupun melalui transaksi pembelian seperti yang terjadi dalam Louisiana Purchase.

Saat baru merdeka dari Inggris, wilayah yang kini menjadi daratan AS, sebagian besar masih dikuasai Prancis yang sudah bercokol dan membentuk koloni sejak pertengahan abad ke-17.

Setelah menyingkirkan Spanyol dan suku asli Indian, Prancis menguasai wilayah ini jauh lebih banyak ketimbang bangsa Eropa lain dari mulai New Orleans di timur laut, hingga Great Lake dan daerah yang kini disebut Montana.

Spanyol dan Prancis sendiri sempat bersekutu untuk mengusir Inggris di Amerika Utara. Belakangan, setelah kehilangan koloninya, Inggris lebih fokus mempertahankan wilayah yang kini disebut Kanada.

Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?

Pasca-hengkangnya Inggris, Spanyol juga menyerahkan koloninya yang tersisa kepada Prancis melalui sebuah perjanjian rahasia.

Masalah kemudian muncul setelah Prancis dipimpin oleh Napoleon Bonaparte yang memiliki ambisi menguasai wilayah seluas-seluasnya di seluruh dunia. Hal ini membuat para pejabat AS khawatir, terlebih mereka sangat bergantung pada akses ke Pasifik.

AS pun memperingatkan Prancis dan mengancam jika Napoleon terus memperluas wilayahnya hingga New Orleans, mereka akan bersekutu dengan Inggris.

Presiden AS Thomas Jefferson kemudian mengirimkan James Monroe, yang di kemudian hari jadi Presiden AS kelima, ke Prancis untuk mendiskusikan peluang negaranya membeli semua wilayah Louisiana.

Baca juga: China Minta APBN RI Tanggung Bengkak Biaya Kereta Cepat

Saat tawaran AS untuk membeli Louisiana datang, kebetulan Prancis dalam kondisi yang sulit dan dilematis. Negara ini masih berperang dengan Inggris dan sudah banyak kehilangan sumber daya. Ekonominya juga tengah morat-marit di bawah Napoleon.

Di sisi lain, mempertahankan seluruh wilayah Louisiana juga merupakan perkara sulit karena akses laut diblokade oleh superioritas Angkatan Laut Inggris.

Kalau pun AS maupun rivalnya Inggris menganeksasi wilayahnya di sana secara paksa pun, Prancis tak mungkin bisa mempertahankannya.

Ketimbang merelakan wilayahnya direbut paksa dan tidak mendapatkan apa pun, opsi menjualnya dengan harga murah ke AS jadi pilihan terbaik.

Baca juga: 22 Tahun Pisah dari RI, Mengapa Timor Leste Setia Gunakan Dollar AS?

Negosiasi pun berjalan cepat. Pada akhir April 1803, Prancis setuju menjual seluruh Louisiana seluas 828.000 mil persegi ke AS dengan harga 11.250.000 dollar AS, plus membayar 3.750.000 dollar AS utang.

Perjanjian tersebut bertanggal 30 April dan ditandatangani pada 2 Mei. Pada bulan Oktober, Senat Amerikat Serikat meratifikasi pembelian tersebut yang artinya seluruh wilayah Louisiana resmi menjadi bagian negaranya.

Berikutnya pada bulan Desember 1803, Prancis secara resmi mengalihkan wewenang atas wilayah tersebut ke Amerika Serikat.

Pasca Louisiana Purchase, Thomas Jeffersoan sangat dielu-elukan warga Amerika Serikat, bahkan hingga saat ini. Tanah Luoisiana dibeli dengan harga sangat murah, yakni hanya 3 sen per acre.

Dalam sejarah terbentuknya negara ini, selain Pembelian Louisiana, negara ini juga mendapatkan wilayah Alaska dengan cara yang sama.

Amerika Serikat membeli wilayah yang terpencil di sekitar Kutub Utara itu dari Rusia dengan harga 7,2 juta dollar AS. Dengan luas 586.415 mil persegi, artinya harga tanah Alaska hanya sekitar 2 sen per hektarnya.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com