Hanya saja ada investasi tambahan untuk radio train dispatching yang diperkirakan tidak terlampau besar investasinya.
Pemanfaatan CTCS-2 merupakan solusi optimal dalam rangka menekan cost overrun serta mengurangi upaya negosiasi yang melelahkan antara KCIC dan Telkomsel.
Sementara secara teknis lapangan, penggunaan CTCS-2 hanya akan mengurangi waktu tempuh KCJB sekitar tujuh menit dibandingkan dengan menggunakan CTCS-3. Kelambatan waktu hanya sekitar 7 menit tidak signifikan.
Tak hanya itu, ada persoalan lain, yaitu di sepanjang jalur KCJB banyak digunakan penguat signal (repeater) illegal (dapat di beli di toko online) oleh masyarakat yang kemungkinan dapat mengganggu perjalanan KCJB.
Secara hukum penggunaan penguat signal seluler dilarang, namun Kementerian Kominfo sebagai regulator sampai hari ini belum sanggup menertibkannya.
Lemahnya Badan Monitoring Kementerian Kominfo patut diduga menjadi penyebab menjamurnya penggunaan penguat sinyal selama ini.
Untuk mempercepat proses penggunaan pita frekuensi 900 MHz milik Telkomsel, pembahasan dengan regulator (Kementerian Kominfo) harus segera diselesaikan supaya tidak mengganggu konsumen Telkomsel yang berada di frekuensi tersebut (2 G dan 3G), mengganggu keselamatan perjalanan KCJB karena di sepanjang jalur KCJB banyak digunakan penguat signal seluler (repeater) oleh publik.
Pembahasan dan alternatif teknologi yang akan digunakan, kalau ada, harus segera ditentukan mengingat waktu pengoperasian semakin terbatas. Jika terbukti ada kejanggalan segera investigasi. Tak boleh ada pembiayaran yang berlarut-larut.
Tentu saja kita tidak bisa membiarkan rencana konsolidasi fiskal dan efisiensi anggaran buyar begitu saja di tengah ancaman stagflasi dan resesi untuk menanggung biaya-biaya yang seharusnya tak menjadi beban APBN.
Terlebih HUT kemerdekaan RI yang sudah memasuki usia ke-77, tentu saja ini mesti menjadi pelajaran penting dalam perencanaan konstruksi ke depan agar tidak ada yang dikorbankan dalam meneguhkan kedaulatan infrastruktur kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.