Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Petani di Manggarai Barat Masih Andalkan Sistem Tadah Hujan, Kementan Realisasikan Optimasi Lahan Kering

Kompas.com - 04/08/2022, 10:47 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program optimasi lahan kering di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, optimasi lahan kering adalah upaya memaksimalkan lahan pertanian agar dapat tumbuh subur dan berproduksi.

Sebab, berbagai persawahan di Indonesia, termasuk Manggarai Barat, memiliki persoalan utama ketersediaan air.

Oleh karenanya, kata SYL, dalam upaya pengembangan tersebut, sumber air merupakan hal yang utama untuk dilakukan.

"Air merupakan faktor pertama yang utama dalam kegiatan pertanian. Keberadaannya sungguh sangat vital agar budi daya bisa berkembang dengan baik, yang pada akhirnya akan memacu produktivitas pertanian," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (4/8/2022).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menambahkan, sejauh ini banyak lahan kering yang dimanfaatkan petani dan masih mengandalkan sistem tadah hujan sebagai sumber air utama.

Baca juga: Irigasi Jadi Program Strategis Kementan, Berikut Sejumlah Manfaatnya

"Oleh karenanya, ketika musim hujan selesai, lahan kering ini tak termanfaatkan dengan baik. Program optimasi lahan kering ini merupakan upaya agar lahan kering dapat terus berproduksi meski tak turun hujan," kata Ali.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperbaiki jaringan irigasi pertanian agar dapat memasok kebutuhan air saat kemarau tiba.

Di Manggarai Barat pelaksanaannya dituangkan melalui Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan DAM Parit.

Ali menyebutkan, berdasarkan perhitungan spasial menggunakan peta tanah tinjau dan kriteria lahan kering, luas lahan kering di Indonesia mencapai 144,47 juta hektar (ha).

Dari luas lahan kering tersebut, sekitar 99,65 juta ha (68,98 persen) merupakan lahan potensial untuk pertanian.

"Berdasarkan data potensi sumber daya lahan kering di atas, kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan kering untuk pertanian dipandang berpotensi untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan infrastruktur lahan dan air," jelasnya.

Baca juga: Kementan Gandeng BUMN ID Food demi Mencapai Swasembada Gula

Ali menerangkan, program optimasi lahan kering tersebut bisa mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan/atau produktivitas komoditas pertanian yang berdampak terhadap penambahan ketersediaan pangan nasional.

"Jadi, hal utama dalam pengembangan lahan kering itu adalah air. Kami di Direktorat Jenderal PSP memiliki banyak program pengairan," ujar Ali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com