Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset FEB UI: Pada 2020, Ekosistem Gojek Berkontribusi Rp 249 Triliun ke Ekonomi RI

Kompas.com - 05/08/2022, 06:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Paksi CK Walandouw mengatakan, ekosistem Gojek berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar Rp 249 triliun atau setara dengan 1,6 persen PDB Indonesia di tahun 2020.

Paksi mengatakan, ekosistem Gojek membantu mobilitas masyarakat yang sangat terganggu selama pandemi Covid-19.

"Saat 2020, ekosistem yang ada dan ternyata membantu masyarakat, para UMKM dan konsumen adalah ekosistem Gojek," kata Paksi dalam acara dalam acara Peluncuran KPAB 2022 secara virtual, Kamis (4/8/2022).

Baca juga: Gunakan Motor Listrik, Driver Gojek Bisa Hemat Rp 700.000 Per Bulan

Paksi mengatakan, pendapatan mitra driver Go ride naik 24 persen dan mitra driver Go car meningkat 18 persen dari awal pandemi.

Kemudian, 4 dari 5 mitra UMKM meyakini Go food mendorong pertumbuhan usaha.

"Dan 1 dari 3 mitra Gofood adalah pengusaha pemula yang langsung berjualan online," ujarnya.

Baca juga: Gojek Terpilih sebagai Salah Satu dari 10 Aplikasi Pembentuk Generasi Versi Google Play Store

Jawab kebutuhan pelanggan, Gojek terus benahi layanannya

Sementara itu, Senior Vice President Corporate Affairs Gojek Rubi W Purnomo mengatakan, pihaknya terus melakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan para pelanggan.

Ia mengatakan, Gojek meluncurkan layanan on time atau jaminan tepat waktu agar pelanggan mendapatkan mitra driver terbaik dalam waktu yang relatif singkat.

"Pelanggan Goride dan Gocar yang mengikuti program jaminan penjemputan tepat waktu akan mendapatkan voucher yang dapat digunakan di perjalanan berikutnya, jika dijemput 10 menit lebih lama dari estimasi waktu penjemputan yang tercantum di dalam aplikasi," kata Rubi.

Baca juga: Menakar Prospek Saham GoTo

Selain layanan jaminan tepat waktu, Rubi mengatakan, pihaknya juga meluncurkan layanan Go transit yang bekerja sama dengan Kereta Api Commuter Line.

Dengan layanan Go transit, masyarakat dapat melakukan pembelian tiket KRL melalui aplikasi Gojek.

"Jadi Go transit ini memberikan kemudahan yang terintegrasi dan sangat efisien," ujarnya.

Baca juga: Cara Naik KRL Tanpa Kartu Uang Elektronik, Bisa Pakai Aplikasi Gojek dan LinkAja

Lebih lanjut, Rubi mengatakan, saat ini, Gojek juga menyediakan layanan Go ride electric atau motor listrik.

Langkah ini merupakan bentuk komitmen Gojek untuk mendukung zero emission atau nol emisi karbon di Indonesia.

Selain itu, dengan menggunakan motor listrik, mitra driver Gojek dapat menghemat pengeluaran sampai Rp 700.000 per bulan atau 30 persen.

"Karena adanya penghematan pembelian bensin, ganti oli dan perawatan lainnya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com