Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok, Dipicu Kekhawatiran Akan Resesi Global

Kompas.com - 05/08/2022, 07:19 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia anjlok pada perdagangan Kamis (4/8/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak mentah tersebut merupakan yang terendah sebelum invasi Rusia ke Ukraina, salah satu penyebabnya adalah kekhawatiran akan resesi.

Pada perdagangan Kamis (4/8/2022) waktu setempat, patokan harga minyak mentah Brent turun 2,7 persen pada level 94,12 dollar AS per barrel, dan sempat menyentuh level 93,2 dollar AS per barrel pada pertengahan sesi atau terendah sejak 21 Februari 2022.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga turun 2,3 persen menjadi 88,54 dollar AS per barrel, setelah menyentuh posisi terendahnya di 3 Februari 2022.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Jatuh ke Level Terendah sejak Februari 2022

Kekhawatiran akan resesi global membebani harga minyak mentah dunia, karena dikhawatirkan akan menghambat permintaan energi.

Di sisi lain, penurunan harga minyak menjadi “penolong” bagi negara konsumen besar seperti Amerika Serikat dan Eropa yang sebelumnya mendesak produsen untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi pasokan yang ketat dan memerangi inflasi yang tinggi.

Pada awal tahun 2022, harga minyak mentah telah mengalami lonjakan hingga 120 dollar AS per barrel menyusul lonjakan permintaan pasca Covid-19. Kenaikan harga tersebut terjadi menyusul gangguan pasokan akibat sanksi yang diberikan kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Tidak Banyak Impor Minyak Rusia, Kenapa Harga Bensin di AS Terus Naik?

Kekhawatiran resesi ekonomi AS

Sementara itu, persediaan bensin di AS menunjukkan peningkatan, akibat permintaan yang berkurang. Prospek permintaan masih dibayangi oleh meningkatnya kekhawatiran akan kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, tekanan utang di negara-negara berkembang, dan kebijakan zero Covid-19 yang ketat di China, sebagai importir minyak terbesar di dunia.

"Harga minyak mentah di bawah 90 dollar AS per barrel sekarang merupakan kemungkinan yang sangat nyata yang cukup luar biasa mengingat betapa ketatnya pasar dan betapa sedikitnya ruang yang ada untuk meringankan itu," kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda di London, dikutip dari CNBC. 

"Tapi isu terkait dengan resesi semakin keras dan jika itu menjadi kenyataan, kemungkinan akan mengatasi beberapa ketidakseimbangan,” lanjut dia.

Baca juga: Dampak Resesi AS, Sri Mulyani Khawatirkan Ekspor RI Turun

 

Kenaikan suku bunga bebani harga minyak mentah dunia

Tekanan lebih lanjut yang juga membebani harga minyak mentah adalah kenaikan suku bunga yang dapat memperlambat kegiatan ekonomi, dan membatasi permintaan bahan bakar. Bank of England (BoE) juga menaikkan suku pada hari Kamis dan memperingatkan tentang risiko resesi.

Kesepakatan OPEC+ pada hari Rabu untuk menaikkan target produksinya 100.000 barrel per hari (bph) pada bulan September, setara dengan 0,1 persen dari permintaan global, dipandang oleh beberapa analis sebagai bearish untuk pasar minyak mentah.

Namun, Arab Saudi dan UEA siap untuk memberikan peningkatan produksi minyak yang signifikan, jika dunia menghadapi krisis pasokan yang parah di musim dingin ini, sumber yang akrab dengan pemikiran eksportir Teluk mengatakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com