Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Keuangan Syariah Nasional, BI: Perlu Strategi yang Inovatif dan Kreatif

Kompas.com - 05/08/2022, 15:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai kebijakan ekonomi dan keuangan syariah di dalam negeri memerlukan strategi pengembangan yang semakin inovatif dan kreatif supaya meningkatkan daya saing global.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan, hal ini selaras dengan salah satu pilar blueprint pengembangan ekonomi syariah, yaitu upaya peningkatan pembiayaan syariah untuk mendukung pengembangan usaha syariah.

Dia menyebut, cakupan pilar ini tidak terbatas pada keuangan komersial, tetapi juga pada sektor Zakat, Infaq, Sedakah dan Wakaf (ZISWAF) dan upaya integrasi keduanya.

Baca juga: OJK Catat Aset Industri Keuangan Syariah Tembus Rp 2.050,4 Triliun Hingga Akhir 2021

"Pilar ini ditujukan untuk mengoptimalkan Islamic social finance dalam mendukung pembangunan ekonomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/8/2022).

Untuk wilayah Sumatera, hal tersebut dilakukan melalui peluncuran platform digital ASIFA dan webinar optimalisasi ZISWAF terkait dukungan pembiayaan ZISWAF kepada komoditas ketahanan pangan khususnya komoditas penyumbang inflasi di wilayah Sumatera seperti cabai, bawang merah dan telur ayam.

Upaya Kemenag dukung industri halal

Senada dengan hal tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kementerian Agama terus berkomitmen untuk mendukung sektor industri halal.

Salah satunya diwujudkan melalui fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi usaha mikro dan kecil (UMK). Adapun pada 2022, kuota sertifikasi halal telah diberikan sebanyak 25.000

Baca juga: Transformasi Digital Dinilai Tak Cukup buat Kembangkan Keuangan Syariah

"Pada Semester II 2022 direncanakan kuota tersebut akan ditambah hingga mencapai lebih dari 300.000 sertifikasi halal," kata Yaqut.

Menurutnya, Sumatera memiliki berbagai potensi ekonomi dan keuangan berbasis syariah yang dapat dikembangkan dan dioptimalkan menjadi daya saing Indonesia.

Potensi tersebut di antaranya berasal dari ZISWAF, kemandirian Pondok Pesantren, dan diversifikasi berbagai produk halal.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, EMK Alidar menyampaikan, FESyar Sumatera menjadi salah satu langkah konkrit untuk memajukan ekonomi syariah khususnya regional Pulau Sumatera.

Selanjutnya, perlu daya upaya dari seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan potensi yang ada di wilayah Sumatera terutama untuk sektor-sektor unggulan syariah.

Ke depan, Provinsi Aceh diharapkan dapat menjadi provinsi yang secara progresif dalam mengembangkan potensi-potensi perekonomian syariah yang dimiliki.

Pemerintah Provinsi Aceh turut mendukung penuh inisiasi ASIFA di Aceh dengan harapan agar potensi ZISWAF akan semakin tergali dan dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan produktif di Aceh serta memajukan perekonomian syariah.

Sebagai informasi, Fesyar Sumatera tahun ini bertajuk Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Sumatera yang Inklusif.

Fesyar Sumatera yang merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) kesembilan pada 2022 dan akan berlangsung pada 4-6 Agustus 2022 secara hybrid.

Perhelatan ini terdiri dari berbagai kegiatan strategis seperti Sharia Fair (SAFA) dan Marwa (Moslem Sharia Forum & Webinar) untuk mendorong akselerasi ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Provinsi Aceh. Rangkaian Fesyar Sumatera 2022 juga dapat disaksikan melalui platform www.isef.co.id.

Baca juga: Menengok Tren Bank Digital Syariah di Indonesia, Bagaimana Prospeknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com