Oleh: Nika Halida Hashina dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Potofolio dinilai sebagai salah satu instrumen yang wajib terus diperbarui oleh para investor saham. Portofolio yang baik bisa menentukan hasil investasi kamu jadi signifikan. Kenapa bisa begitu, ya?
Ini disebabkan karena rekam jejak kamu sudah dinilai baik dan meyakinkan oleh investor lainnya. Dengan kata lain, kamu juga sudah memperlihatkan kualitas saham yang baik.
Hal ini juga disinggung oleh Djumiyati, Certified Financial Planner dan Jurnalis kontan.co.id, kalau portofolio mempunyai peranan penting bagi investasi dalam siniar Cuan bertajuk "Apa Pentingnya Portofolio?".
Pada mulanya, portfolio ditujukan agar investor dapat mendiversifikasi modalnya ke berbagai sarana investasi yang berbeda. Alasan utamanya agar meminimalkan risiko tidak sistematis hingga kerugian mencapai titik nol.
Misalnya, "Suku bunga The Fed naik tinggi, semua pasar-pasar saham turun. Suatu saat ada kejadian makro yang cukup besar, itu semua akan bergerak turun, satu arah. Saham, Obligasi, biasanya turun," ujar Djum.
Pada kondisi ini, kita bisa mengalihkan dana ke reksa dana pasar uang yang risikonya cenderung kecil. Bahkan, bisa saja tanpa risiko.
Dengan adanya portofolio, investor masih bisa mempertahankan tingkat pengembalian yang diharapkan. Oleh sebab itu, ada beberapa jenis portofolio yang bisa kita pilih dan buat.
Penempatan alokasi bisa menentukan return sekitar 90 persen dari investasi kita. Untuk portofolio saham, dapat terlihat data apa saja saham yang sedang kita miliki.
Baca juga: Kerja Tak Sesuai Jurusan Kuliah, Harus Bagaimana?
Jika saham-saham tersebut rugi, portofolio ini akan menunjukkan banyaknya indeks berwarna merah. Biasanya, ini dapat terjadi pada investor-investor swing atau lama. Sementara itu, hal ini tidak terjadi pada trader karena mereka cenderung melakukan likuidasi tiap harinya.
Kerugian dapat dihindari dengan diferensiasi penempatan saham. Untuk meminimalisasinya, kita juga dapat memilih beberapa sektor, misalnya tambang, sawit, dan bank yang sering kali naik hampir bersamaan.
Salah satu cara memilih sektor ini adalah melihat momentum. Misalnya, saham di bidang kesehatan yang naik saat pandemi Covid-19 kemarin. Namun, perlu diperhatikan pula untuk tidak FOMO. Karena investasi saham butuh perhitungan tersendiri.
Djum mengatakan kalau investor pemula portofolionya akan dibagi. Contohnya, pembagian porsi tiga komponen, misal ingin membeli saham, obligasi, dan deposito.
Hal ini tergantung pada profil risiko kita. Misalnya, jika merasa ingin bermain aman saja, boleh langsung ke reksa dana pasar uang atau deposito. Namun, jika serius ingin mencari cuan lewat investasi, kita dapat mengalokasikan lebih banyak ke saham.
Profil risiko untuk pemula juga biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu agressive, moderate, dan conservative. Kita bisa mengalokasikan 75 persennya di saham, sementara sisanya dibagi rata.