Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Insiden Serius Kereta Cepat Gara-gara Kelalaian Kontraktor

Kompas.com - 07/08/2022, 14:49 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terus dikebut. Awalnya, proyek ini bisa selesai di tahun 2019, namun kemudian molor dan targetnya mundur menjadi pertengahan 2023.

Selain masalah pembengkakan biaya (cost overrun) dan penggunaan duit APBN, proyek ini juga jadi sorotan kerena memicu beberapa insiden serius, sebagian terjadi karena kelalaian kontraktor.

Insiden mega proyek yang didanai APBN dan utang China ini sudah beberapa kali terjadi. Kontraktor sendiri mengejar waktu penyelesaian, karena proyek ini sendiri ditargetkan rampung secepatnya, meski pada akhirnya molor.

Sebagai informasi saja, pekerjaan konstruksi sipil Kereta Cepat Jakarta Bandung digarap kontraktor dari China yakni China Railway Group Limited dan Sinohydro Corporation Limited, sementara dari Indonesia adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Baca juga: Indonesia Jadi Pelaris Kereta Cepat Buatan China

Nah berikut ini beberapa insiden proyek kereta yang membetot perhatian publik:

1. Ledakan pipa minyak Pertamina

Insiden palings serius sepanjang pembangunan kereta cepat bisa jadi adalah ledakan besar pipa minyak milik Pertamina. Pipa milik Pertamina meledak terkena pengeboran alat berat proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Kejadian meledaknya pipa Pertamina terjadi pada 22 Oktober 2019. Seorang pekerja diketahui ikut meninggal karena terbakar. Korban tersebut merupakan pekerja dari Cina yang bernama Li Xuanfeng yang merupakan operator alat berat.

Jalur pipa Pertamina di sebelah utara ruas tol, sepanjang jalur jalan Tol Cipularang yang masuk wilayah Kota Cimahi. Pipa tersebut sedianya siap untuk dipindahkan ke jalur pipa baru di sebelah selatan jalan Tol Cipularang, karena ada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca juga: Jonan Dulu Bilang, Jakarta-Bandung Terlalu Pendek untuk Kereta Cepat

Pipa itu menyuplai bahan bakar minyam jenis Premium dari Terminal Ujung Berung ke Padalarang. Alur pipa tersebut berada di antara ruas tol Cimahi-Pasirkoja km 130.

2. Picu banjir di Tol Cikampek

Proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta Bandung dihentikan sementara mulai 2 Maret 2020. Penghentian pengerjaan proyek dilakukan sesuai dengan perintah dari Kementerian PUPR lewat Komite Kesemalatan Konstruksi.

Menurut Kementerian PUPR, proyek kereta cepat pertama di Indonesia itu memicu genangan banjir di ruas Tol Jakarta-Cikampek. Proyek ini dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2021.

Selain banjir, menurut Kementerian PUPT, memang ada sejumlah evaluasi pada pelaksanaan manajemen konstruksi di lapangan yang kurang diperhatikan kontraktor proyek kereta cepat.

Baca juga: Banggakan Kereta Cepat, Menhub: Jakarta-Bandung Hanya 36 Menit

Beberapa hal yang jadi perhatian Kementerian PUPR antara lain keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan seperti menghalangi akses jalan.

"Kemudian tumpukan-tumpukan material yang menggangu di pinggir-pinggir, drainase yang tertimbun serta tertutup sehingga menimbulkan banjir, dan juga manajemen keselamatan serta cara kerjanya. Pada intinya itu saja," jelas Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga.

3. Tiang pancang roboh

Salah satu faktor penyebab pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah beberapa tiang pancang yang harus dirobohkan dan dibangun ulang karena kesalahan konstruksi. 

Beberapa waktu lalu, sebuah video yang menampilkan kecelakaan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ramai diperbincangkan di media sosial. Pada video itu tampak sebuah pilar proyek kereta roboh, dan menimpa dua ekskavator yang ada di sekitarnya.

Merespons hal tersebut, PT Kereta Cepat Indonesia China langsung memanggil kontraktor yang terlibat dan melakukan investigasi. Perusahaan juga memberi teguran langsung kepada kontraktor terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

Baca juga: Bayang-bayang Pinjaman China di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

"PT KCIC tidak mentolerir adanya kesalahan kontruksi yang melebihi dari toleransi yang dipersyaratkan," ujar Presiden Director PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, dalam keterangannya.

Dwiyana menjelaskan, kejadian itu berlangsung saat konstruksi pembongkaran pilar atau pier untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Namun, berdasarkan hasil investigasi perusahaan, proses pembongkaran itu dilakukan tanpa mengikuti standar operasi yang berlaku.

"Kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan," kata dia.

"Kami langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi," tambahnya.

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat, Bolak-balik Ditolak Jonan saat Jadi Menhub

Terkait dengan kecelakaan yang terjadi di DK 46, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang itu, Dwiyana memastikan, tidak ada korban jiwa. Operator di tempat kejadian disebut berhasil menyelamatkan diri.

"Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi Kami. Investigasi mendalam langsung dilakukan dan tinggal menunggu hasilnya," ucap dia.

4. Diprotes warga sekitar proyek

Dampak dari pembangunan mega proyek nasional kereta cepat di Kampung Tegalnangklak, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta tak hanya berdampak pada lingkungan, kini tembok-tembok rumah warga mulai retak.

Dikutip dari Tribunnews, pemukiman warga Tegalnangklak terletak sangat dekat dengan lokasi pembangunan kereta cepat, bahkan lokasi pemukiman berada di bawah tebing curam sehingga rawan longsor.

Warga sekitar menyebut, getaran mesin diesel hammer yang memasang tiang pancang (paku bumi) dalam pengerjaan proyek tersebut kerap menimbulkan retakan pada tembok rumah.

Baca juga: Duit Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Menipis, Kini Berharap APBN

Sementara itu di Bandung Barat, akses warga di beberapa lokasi tertutup akibat pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Warga menyebut, proyek itu bukan saja menutup akses jalan menuju rumahnya tapi juga merusak sumber air bersih, membuat dinding retak, dan atap rumah akibat getaran pengeboran.

Beberapa warga terpaksa mengungsi dengan mengontak rumah di lokasi yang lebih aman dan mudah diakses. Pasalnya, setiap dia mengadukan kondisi rumahnya kepada pelaksana proyek selalu tak ditanggapi.

6. Jalan ambles

Penurunan tanah yang mengakibatkan area di eks jalan nasional, Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, ambles. Kejadian penurunan tanah ini berada di area jalan yang sudah tidak dipergunakan lagi.

Baca juga: Daripada Membebani Negara, Malaysia Pilih Batalkan Proyek Kereta Cepat

Pada areal tersebut berlangsung pembangunan outlet Tunnel 8 Kereta Cepat Jakarta-Bandung oleh PT KCIC.

Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya, perusahaan telah melakukan antisipasi dan penanganan kejadian tersebut.

Menurut Mirza, penurunan tanah yang terjadi di samping Tunnel 8 itu disebabkan oleh daya dukung tanah di lokasi yang kurang baik. "Mitigasi dan upaya pencegahan telah dilakukan dari awal pekerjaan terowongan," kata Mirza.

Upaya pencegahan yang dilakukan dimulai dengan membangun akses jalan baru di samping jalan tersebut dengan kekuatan dan keamanan yang lebih baik.

Baca juga: Kala Jonan Tak Hadir Saat Jokowi Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Alasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com