Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Bahagia Sopir Taksi, Bisa Naik Haji hingga Kuliahkan Tiga Anaknya berkat Blue Bird

Kompas.com - 07/08/2022, 20:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi sopir taksi Blue Bird merupakan kebanggaan tersendiri bagi Darmaji (57). Banyak kebahagiaan yang Darmaji dapatkan saat bekerja selama 32 tahun sebagai seorang sopir taksi Blue Bird. Dari peningkatan taraf hidup, beasiswa pendidikan, hingga naik haji sudah Darmaji rasakan.

Kebahagiaan hidup bersama Blue Bird itu berawal saat Darmaji memutuskan merantau ke Ibu Kota pada tahun 1982. Darmaji yang saat itu masih lajang pergi dari tanah kelahiran di Purwodadi, Jawa Tengah, menuju Bogor, Jawa Barat. Ia kemudian bekerja sebagai buruh di pabrik sepatu.

"Dari pabrik sepatu, saya kerja di Pancoran. Saat itu, saya sudah mulai mengemudi," ujar Darmaji yang rambutnya sudah mulai memutih itu di Kantor Pusat Blue Bird, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Blue Bird Akan Tambah 50 Unit Kendaraan Listrik di 2022

Darmaji kemudian menikahi seorang perempuan bernama Indah Sulistyoningsih pada tahun 1986. Anak pertamanya, Lia Muliati, lahir pada 1987. Darmaji dan keluarga kecilnya hidup di pinggiran Ibu Kota, tepatnya di Jatiwaringin.

Kehidupannya tak berjalan berjalan mulus di Ibu Kota sebagai sopir pribadi di sebuah instansi. Gaji Rp 15.000 per bulan saat itu tak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Tawaran kerja menjadi sopir taksi Blue Bird pun muncul.

"Karena tidak mencukupi, saya berpikir lagi, 'Saya harus ke mana lagi nih'. Akhirnya saya pilih kerja di Blue Bird, saya cocok dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya," ujar Darmaji.

Tawaran kerja di Blue Bird datang dari kakak sepupu Darmaji. Ia yang masih belum hafal jalan-jalan Ibu Kota pun mantap memilih jadi sopir Blue Bird pada 1991. Semua berkat motivasi kakak sepupu Darmaji.

"Sudah, ayo bergabung di Blue Bird. Enggak apa-apa belum hafal jalan, bisa berjalan belajarnya," kata Darmaji menirukan kakak sepupunya saat mengajak kerja di Blue Bird.

Awal karier Darmaji dijalani di Pool Taksi Blue Bird di Kramat Jati. Ia mengakui, seleksi untuk menjadi sopir taksi Blue Bird cukup sulit. Banyak calon pelamar sopir taksi Blue Bird yang gagal.

Baca juga: Blue Bird Ungkap Kendala Penambahan Armada Taksi Listrik

"Saat itu, kalau sudah terpilih masuk Blue Bird itu sudah bangga. Kalau untuk profesi pengemudi itu cukup sulit masuk ke Blue Bird, tapi alhamdulillah saya bisa masuk," ingat Darmaji.

Jauh sebelum kebahagiaan bisa naik haji, Darmaji sudah mengalami peningkatan penghasilan yang signifikan. Ia bisa meraup penghasilan Rp 50.000-Rp 65.000 per hari dari mengemudi taksi Blue Bird. Istrinya pun kaget dengan banyaknya penghasilan Darmaji.

Darmaji hanya meminta Indah bersyukur dan mengatur pengeluaran keluarga dengan ketat. Ia pun tak lupa meminta istrinya menabung. Dari hasil bekerja di Blue Bird, ia pun bisa membangun rumah.

"Alhamdulllah kerja 1-2 tahun, saya bisa ngumpulin untuk beli tanah di Jatiwaringin. Sedikit demi sedikit, saya kumpulin bisalah mulai bangun rumah di sana. Ya, asal berdiri (rumah) pada saat itu," kata Darmaji, ayah dari tiga anak tersebut.

Adik-adik Lia kemudian lahir pada tahun 1994 dan 1998. Anak Darmaji yang kedua dan ketiga yaitu Annisa Dyandsari dan Rizki Imam Purwaji. Karier Darmaji pun melesat saat dipercaya menjadi kepala unit di Pool Taksi Blue Bird di Kramat Jati.

"Saya jadi kepala unit selama tiga tahun, setelah itu dimutasi ke Pool Raden Inten," tambah Darmaji.

Baca juga: Bluebird dan AP I Hadirkan Taksi Listrik di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com