"Luar biasa. Enggak pernah saya bayangkan dan enggak habis pikir saya bisa naik haji. Apalagi saya berpikir, 'Ah, saya cuma sopir taksi, mana mampu," kata Darmaji dengan senyum lebar. Darmaji hanya terus bersyukur bisa merasakan momen paling bahagia itu pada tahun 2013. Rukun Islam kelima tersebut bisa Darmaji tunaikan.
Menunaikan ibadah haji ke Mekkah memang hal yang paling diimpikan oleh umat Islam. Selain butuh biaya yang besar, kuota haji pun menjadi hal yang perlu dipikirkan. Namun, Darmaji mendapatkan kesempatan naik haji dari Blue Bird pada tahun 2013.
Program haji, lanjut Darmaji, tersedia untuk karyawan termasuk sopir taksi. Ia terpilih menjadi kloter terakhir program haji dari Blue bird. Darmaji berangkat seorang diri ke Mekkah.
"Allah berkehendak lain, jadi ada yang biayain. Itu luar biasa. Pokoknya itu kebahagiaan, haru, dan luar biasa," kata Darmaji yang saat itu berangkat haji dengan dilepas oleh keluarganya.
Soal pendidikan juga menjadi prioritas Darmaji selama bekerja sebagai sopir taksi Blue Bird. Anak-anak Darmaji berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana (S-1) berkat bantuan beasiswa dari Blue Bird.
Baca juga: Daftar Tarif Taksi Bandara Soekarno-Hatta 2022
Lia berkuliah di Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto dengan Program Studi Ilmu Komunikasi; Anissa di Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik di Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan Program Studi Jurnalistik; dan Rizki di Universitas Nasional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan Jurusan Sosiologi.
"Alhamdulillah, untuk pendidikan diutamakan ya di Blue Bird. Artinya, berkat Blue Bird, anak-anak sukses. Saya bersyukur semua fasilitas dari Blue Bird sudah saya terima, sudah diberikan oleh perusahaan," tutur Darmaji.
"Saat ini saya mengabdi tinggal menunggu pensiun. Syukur-syukur saya dikasih umur dan sehat, bisa diperpanjang lagi," tambah Darmaji.
Sebagai perusahaan terbuka di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat, Blue Bird lahir dari sejarah yang panjang. Blue Bird mengawali kiprahnya pada tahun 1972. Pesan-pesan pendiri Blue Bird Taxi, almarhumah Mutiara Fatimah Djokosoetono, soal kejujuran dan kedisiplinan masih Darmaji ingat sampai saat ini.
Baca juga: Blue Bird Gratiskan Biaya Transportasi Bagi Anak Penderita Kanker
Darmaji sendiri kini berstatus sopir taksi aktif terlama di Blue Bird. Sejak mulai berseragam biru, ikhlas dan mencintai pekerjaan adalah kunci kebahagiaan dalam bekerja bersama Blue Bird. Selama 32 tahun, Darmaji memegang teguh nilai-nilai yang ia yakini tersebut.
Di tengah perjalanan sebagai sopir taksi, Darmaji tak menampik pernah ingin keluar dari Blue Bird. Ada tawaran yang cukup menggoda dari penyedia transportasi berbasis taksi lain. Namun, ia yakin Blue Bird adalah pilihan hatinya.
"Dari awal memang tujuan pertama saya Blue Bird. Saya berpikir di situ pekerjaan apa pun kalau kita lakukan dengan ikhlas dan kita mencintai pekerjaan itu atau profesi itu, pasti ada hasilnya. Prinsip saya begitu. Jadi saya tekuni, sabar," ujar Darmaji.
Darmaji sudah merasakan mengemudi taksi Blue Bird dari mobil Nissan, Ford Laser, hingga Toyota Transmover. Darmaji sempat ingin mengaspal bersama Big Bird, armada bus pariwisata milik Blue Bird. Namun, ia teguh dengan armada taksi Blue Bird.
Dalam perjalanannya, Darmaji setia bersama Blue Bird. Niat awal Darmaji memang hanya ingin berkarier bersama Blue Bird. Meski ada ajakan untuk mengikuti tren taksi online, Darmaji bergeming.
Baca juga: BPKP: Audit Tata Kelola Timah dalam Rangka Perbaikan