Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Gubernur Bank Sentral Asia Pasifik, BI Sampaikan Hal Ini

Kompas.com - 09/08/2022, 08:38 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para Gubernur Bank Sentral yang tergabung dalam Executives Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) mendiskusikan risiko inflasi dan prospek ekonomi serta langkah yang dapat ditempuh oleh EMEAP untuk memastikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Kemudian, EMEAP juga mencermati dampak normalisasi kebijakan di negara maju terhadap nilai tukar dan aliran modal di kawasan serta opsi kebijakan yang dapat ditempuh.

Hal ini dikemukakan dalam pertemuan tahunan EMEAP yang turut dihadiri oleh perwakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan Bank for International Settlements (BIS), diselenggarakan secara hybrid pada 8 Agustus 2022 di Seoul, Korea Selatan.

Baca juga: Pemerintah Diminta Perlu Mewaspadai Peningkatan Inflasi

Pertemuan ini diadakan secara langsung untuk pertama kalinya sejak merebaknya pandemi Covid-19, dipandu oleh Gubernur Bank of Korea Chang Yong Rhee selaku Ketua Rapat Gubernur EMEAP tahun ini.

Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo yang hadir secara virtual mewakili Gubernur BI, mengapresiasi kemajuan dan diskusi yang secara intensif telah dilakukan oleh EMEAP selama ini.

"Peningkatan tekanan inflasi global sebagai imbas kenaikan harga komoditas internasional yang berdampak pada inflasi domestik perlu dimitigasi dengan stabilitas nilai tukar serta respons kebijakan untuk mengendalikan ekspektasi inflasi dan koordinasi dalam menjaga kesinambungan pasokan," ujar Dody dalam keterangan tertulis, Senin (8/8/2022).

Dalam kesempatan ini, Dody juga menekankan pentingnya implementasi Integrated Policy Framework (IPF) guna memitigasi risiko yang bersifat multidimensi.

"Bauran kebijakan BI diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan melalui kebijakan moneter, sementara kebijakan lainnya diarahkan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, sebagai bagian dari bauran kebijakan ekonomi nasional," ucap Dody.

Di sisi lain, momentum pemulihan ekonomi domestik tetap terjaga di tengah moderasi pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2022 tumbuh 5,44 persen atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan lantaran ditopang oleh peningkatan konsumsi serta kinerja ekspor.

"Ke depan, risiko moderasi ekonomi global dan kenaikan inflasi perlu terus dicermati dan akan direspons dengan kalibrasi bauran kebijakan," kata dia.

Dalam pertemuan ini para gubernur bank sentral juga menegaskan kembali pentingnya EMEAP sebagai platform yang efektif untuk dialog kebijakan dan memperkuat kerja sama regional di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.

Gubernur juga membahas pembaruan oleh Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (MFSC) tentang pengamatan perkembangan ekonomi dan pasar keuangan, serta pembahasannya tentang dampak perubahan iklim terhadap sistem keuangan dan kebijakan moneter, penggunaan Big Data, dan Central Bank Digital Currencies (CBDCs) ritel.

Para gubernur menyambut baik tawaran Bank of Japan untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Gubernur EMEAP ke-28 pada tahun 2023.

Baca juga: Inflasi Terjaga, BI Dinilai Tak Perlu Buru-buru Naikkan Suku Bunga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com