Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bawono Kumoro
Associate Researcher Indikator Politik Indonesia

Lahir di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1984. Selama tujuh tahun pernah bergiat sebagai kepala departemen politik dan pemerintahan di The Habibie Center.
Memperoleh gelar sarjana ilmu politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Jakarta. Memperoleh master ilmu komunikasi politik di Paramadina Graduate School of Communication.
Selain menulis artikel di media massa dan jurnal ilmiah ia juga pernah terlibat dalam sejumlah penelitian: (1) World Bank-Bappenas Partnership Program: Polic Paper for the National Grand Strateg for Conflict Prevention and Peaceful Development; (2) Improving the Legislative Function of the House of Representatives: Recommendations for Reducing Backlogg of Legislation; (3) Desain Penataan Daerah: Pemekaran dan Penggabungan Daerah (Tim Kajian Penataan Daerah Dewan Pertimbangan Presiden) dan (4) Survei opini publik di sejumlah provinsi/kabupaten/kota

Menjauhi Jurang Resesi Ekonomi

Kompas.com - 10/08/2022, 08:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELUM lama ini Badan Pusat Statistik merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai 5,44 persen. Angka ini jauh dari ekspektasi pemerintah pada kisaran 5,1 - 5,2 persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga jauh dari kecemasan sejumlah lembaga keuangan internasional, terhadap ancaman resesi ekonomi global di tengah lonjakan inflasi global.

Bagaimana ekonomi Indonesia dapat mencatat pertumbuhan ekonomi impresif di atas ekspektasi tersebut? Apa resep pemerintah sehingga ekonomi Indonesia menjauhi jurang resesi?

Badan Pusat Statistik mencatat beberapa faktor penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pelonggaran aktivitas seiring penurunan kasus positif harian COVID-19 turut berkontribusi dalam mendongkrak tingkat konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional sebesar 51,47 persen.

Pertumbuhan tingkat konsumsi ini juga didukung oleh momen hari besar keagamaan Idul Fitri pada Mei lalu.

Faktor lain juga dicatat oleh Badan Pusat Statistik sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kinerja ekspor terus melesat mencapai 19,74 persen.

Kinerja ekspor ini moncer karena lonjakan harga sejumlah komoditas unggulan, seperti batu bara, nikel, dan sawit.

Gangguan rantai pasok dunia berdampak pada kenaikan harga komoditas-komoditas unggulan Indonesia tersebut sehingga memberikan keuntungan tersendiri bak durian runtuh terhadap kinerja ekspor Indonesia.

Langkah pemerintah menambah subsidi energi dan memberikan bantuan sosial juga menjadi faktor lain memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022.

Sebagaimana diketahui, melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022, pemerintah telah menambah anggaran subsidi energi Rp 208,9 triliun.

Pemerintah juga memberikan kompensasi kepada Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara sebesar Rp 293,5 triliun karena telah menahan harga dalam dua tahun terakhir. Total anggaran subsidi energi mencapai Rp 502 triliun.

Subsidi energi membuat inflasi Indonesia lebih terkendali dibandingkan negara-negara lain. Tingkat inflasi pada Juli tercatat sebesar 4,94 persen, jauh di bawah Amerika Serikat 9,1 persen, Inggris 8,2 persen, Korea Selatan 6,1 persen, dan Uni Eropa 9,6 persen.

Capaian impresif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 juga menepis pesimisme dan sinisme sejumlah pihak di dalam negeri terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

Bahkan, pada titik tertentu mereka membandingkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini dengan krisis ekonomi tengah terjadi di Sri Lanka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com