Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Henry Nosih Saturwa
Analis Bank Indonesia

Analis Senior di Bank Indonesia

Digitalisasi UMKM dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 10/08/2022, 14:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANDEMI Covid-19 selama dua tahun terakhir telah memicu terjadinya disrupsi kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari perilaku interaksi sosial dan pendidikan saat ini umum difasilitasi teknologi serta aktivitas ekonomi yang bertransformasi menjadi ekonomi digital.

Delloitte mendefinisikan ekonomi digital sebagai aktivitas ekonomi yang dihasilkan dari miliaran koneksi online dalam keseharian yang meliputi orang, bisnis, perangkat, data dan proses. Pondasi berkembangnya ekonomi digital meliputi hyperconnectivity atau peningkatan keterkaitan antara orang, organisasi dan mesin yang dihasilkan dari internet, teknologi seluler, internet of things (IoT), dan teknologi blockchain.

Potensi ekonomi digital nasional berkembang secara eksponensial dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, sebanyak 277,7 juta jiwa dengan porsi sekitar 56,7 persen tinggal di perkotaan (BPS, 2022).

Baca juga: Momentum Digitalisasi UMKM

Berdasarkan data Hootsuite Digital Report (2022), pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 204,7 juta users dengan tingkat penetrasi sebesar 73,7 persen. Pengguna sosial media yang aktif sebanyak 191,4 juta pengguna dengan tingkat penetrasi mencapai 68,9 persen.

Jumlah jaringan telepon seluler mencapai 370,1 juta atau 133,2 persen lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk (Wearesocial, 2022), sehingga dapat menjadi kekuatan besar dalam pembentukan ekosistem ekonomi digital yang masif dan inklusif.

Data Google Temasek and Bain Company (2021) menunjukkan bahwa 80 persen penguna internet di Indonesia menggunakan jaringan selulernya untuk berbelanja online. Diproyeksikan porsi ekonomi digital nasional akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara tahun 2025 dengan nilai transaksi mencapai 146 miliar dolar AS.

Arus ekonomi digital nasional yang pesat telah mengubah perilaku masyarakat dalam bertransaksi yang menuntut serba cepat dan aman.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas sistem pembayaran telah mengoptimalkan peluang adanya inovasi digital dan upaya antisipasi risiko yang muncul.

Digitalisasi UMKM

Merespon kebutuhan masyarakat di dalam ekosistem ekonomi digital yang berkembang sangat cepat, BI telah menyusun Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 dengan salah satu inisiatifnya yaitu pembayaran ritel. Inisiatif tersebut diwujudkan melalui pengembangan digitalisasi sistem pembayaran yang mampu menyediakan layanan secara real time, seamless tersedia 24 jam, 7 hari seminggu, dengan tingkat keamanan dan efisiensi yang tinggi secara end to end yang saat ini dikenal dengan BI-FAST.

Di dalam inisiatif ini, BI juga memperkuat implementasi pembayaran digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk mendigitalisasi fungsi ekonomi tradisional yang bersifat massal (misal: pasar tradisional dan merchant UMKM).

Berdasarkan data Kemenkop UKM, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61,07 persen dan mampu menyerap tenaga kerja dengan porsi 97 persen, sehingga mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional. Karena itu, digitalisasi UMKM dengan fasilitasi QRIS akan membantu akselerasi pemulihan ekonomi nasional, sekaligus mengantisipasi terjadinya krisis baru di era pandemi Covid-19.

Cash flow transaksi UMKM menggunakan QRIS dapat terlihat oleh sistem perbankan. Data transaksi yang ter-capture oleh sistem perbankan menjadi profiling kinerja keuangan UMKM sehingga dapat dioptimalkan untuk melakukan analisis pemberian kredit/pembiayaan secara lebih prudent.

Baca juga: Digitalisasi UMKM Bisa Dorong Penguatan Ekonomi Indonesia

Data BI menunjukkan, pembiayaan UMKM perbankan pada Juni 2022 mampu tumbuh sebesar 17,37 persen (year on year/yoy) dengan rasio kredit bermasalah tetap terjaga 3,04 persen (bruto) pada Mei 2022. Kinerja UMKM yang positif juga terkonfirmasi oleh membaiknya indeks bisnis UMKM sebesar 109,4 pada triwulan II-2022 berdasarkan survei yang dilakukan Bank BRI.

Pemulihan ekonomi

Akselerasi pemulihan UMKM mendorong peningkatan produksi barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya inflasi tinggi yang dipicu supply shock. Besarnya porsi UMKM yang memperoleh pembiayaan perbankan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru sehingga dapat memperbesar size ekonomi nasional.

Selanjutnya, digitalisasi sistem pembayaran yang difasilitasi BI-FAST dengan layanan yang cepat, murah cepat, mudah, murah, aman dan handal akan mempercepat perputaran uang di dalam sistem ekonomi. Perekonomian yang berputar cepat akan meningkatkan level pendapatan nasional ke arah yang lebih tinggi sebagaimana teori The Quantity Theory of Money yang diperkenalkan oleh Irving Fisher pada tahun 1911.

Mulai pulihnya UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini didukung oleh data BPS yang mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 sebesar 5,44 persen yoy lebih tinggi dari triwulan I-2022.

Baca juga: Industri Makanan Minuman Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi, tapi Terkendala Hal-hal Ini

Masih berlangsungnya momentum pemulihan ekonomi nasional terlihat dari peningkatan kinerja sektor industri pengolahan sebesar 53,61 persen pada triwulan II-2022 atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu, BI mencatat optimisme konsumen pada bulan Juli 2022 sebesar 123,2 yang menunjukkan bahwa konsumen optimis terhadap kondisi ekonomi ke depan akan lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com