Kesiapan pendanaan masa transisi menjadi kunci karena tanpa ini, transisi lebih lama dicapai dan ada potensi oversupply ketika semua sudah teralihkan.
Baca juga: Belajar dari Semangat Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) Mesir
Untuk mentranformasi sumber energi, dibutuhkan pendanaan yang sangat besar untuk mengatasi seluruh resiko peralihan. Selama ini argumen utama adalah biaya alih teknologi EBT yang masih mahal dan belum dapat bersaing dengan batu bara.
Namun argumen ini telah dibuktikan sebaliknya di negara-negara yang telah disebutkan sebelumnya karena telah merencanakan pendanaan masa transisi. Pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau harus terus dibangun sehingga permintaan akan EBT akan terus menaikkan kurva ketersediaan.
PLN juga sebagai BUMN yang sudah mendeklarasi komitmen net zero, seyogyanya mendukung penggunaan EBT di tingkat rumah tangga. Dengan naiknya kurva kebutuhan dan ketersediaan maka harga akan semakin terjangkau.
Seperti contoh di sektor transportasi, beberapa produsen telah mengeluarkan produk-produk ramah lingkungan dengan sumber EBT. Dengan potensi resiko ancaman perubahan iklim yang semakin mendesak, jangan sampai EBT berakhir dengan perdebatan ayam dan telur, yang mana harus didahulukan.
Jawabannya sudah jelas dan lugas bahwa EBT tidak terhindarkan lagi. Karenanya kita harus bersama-sama mulai mendorong penggunaan EBT baik di tingkat nasional ataupun di rumah masing-masing yang niscaya akan menjadi sebuah gerakan transformasi sosial dan ekonomi untuk generasi mendatang Indonesia dan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.