Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citi Indonesia Perkirakan BI akan Naikkan Suku Bunga Acuan 0,5 Persen Sampai Akhir Tahun

Kompas.com - 11/08/2022, 21:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sejak Februari 2021 terus mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen meskipun saat ini berbagai bank sentral negara lain sudah berbondong-bondong menaikkan suku bunga acuannya.

Kendati demikian, Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman memperkirakan langkah BI mempertahankan suku bunga acuan tidak akan bertahan lebih lama.

Helmi memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat, yaitu sebesar 25 basis poin (bps) setara 0,25 persen sebanyak 2 kali sampai akhir tahun ini.

Artinya, Helmi memperkirakan di akhir tahun 2022 suku bunga acuan BI akan naik ke level 4 persen.

"Kami perkirakan dalam waktu dekat ini suku bunga acuan BI yang 7 hari kami perkirakan akan mulai bergerak naik. Kami perkirakan naik 2 kali 25 bps menjelang akhir tahun 2022," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Langham Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Kapan Kemungkinan BI Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan?

Dia menjelaskan, ke depan tantangan perekonomian Indonesia untuk jangka pendek ialah bagaimana mempertahankan stabilitas eksternal, terutama pada stabilitas nilai tukar.

Sebab, selama pandemi Covid-19 terjadi capital outflow dari pasar obligasi, namun pasokan valuta asing (valas) di dalam negeri masih relatif baik karena ditopang oleh devisa hasil ekspor.

Kemudian, kinerja neraca perdagangan Juni 2022 masih baik dengan mencatatkan surplus yang cukup besar yakni 5,09 miliar dollar AS.

Namun, tren cadangan devisa mulai mengalami penurunan. Pada akhir Juli 2022 bergerak turun dari 136,4 miliar dollar AS di Juni menjadi 132,2 miliar dollar AS.

Baca juga: Airlangga Harap BI Tak Buru-buru Naikkan Suku Bunga Acuan

Oleh karenanya, menurut dia, BI akan melancarkan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat lantaran perbedaan suku bunga rupiah dengan dollar semakin jauh.

"Kami rasa ke depannya akan semakin penting untuk memperhatikan diferensial suku bunga antara rupiah dengan dollar AS terutama tabungan dollar AS di luar negeri," ucapnya.

Kendati demikian, dia menilai langkah BI untuk menaikkan giro wajib minimum (GWM) rupiah secara bertahap sejak Maret lalu sudah tepat karena dapat mengurangi likuiditas berlebih di perbankan.

Diketahui, BI sejak tahun 2022 telah dua kali menaikkan GWM dari 5 persen pada Maret menjadi 6 persen pada 1 Juli 2022 dan akan terus dinaikkan sampai 9 persen di 1 September 2022.

"Ini merupakan langkah awal yabg baik dalam pandangan kami," imbuhnya.

Baca juga: Ekonom Nilai Langkah BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Sudah Tepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com