Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Maksimalkan Bandara Soekarno Hatta untuk Mengurangi Mahalnya Tiket Pesawat

Kompas.com - 14/08/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun ada koneksi tidak langsung antara bandara dengan maskapai yang pengaruhnya sangat besar.

Contohnya jam operasional bandara yang berpengaruh terhadap frekuensi pergerakan pesawat maskapai penerbangan.

Semakin lama jam operasional bandara, semakin banyak frekuensi penerbangan pesawatnya. Maskapai pun bisa menjual tiket lebih banyak untuk ke berbagai rute atau menambah frekuensi penerbangannya.

Karena jumlah penerbangan lebih banyak, maka utilisasi pesawat juga akan lebih besar. Dengan biaya sewa yang sama, sebuah pesawat akan lebih menguntungkan jika banyak diterbangkan daripada diparkir di bandara.

Peran Bandara Soekarno-Hatta

Perlu diingat, hampir separuh penerbangan nasional menggunakan bandara ini. Karena sifat operasional penerbangan itu konektivitas antar dua bandara (bandara asal dan bandara tujuan), maka operasional Bandara Soekarno-Hatta juga memengaruhi operasional bandara lain.

Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta mempunyai tiga runway dengan total pergerakan pesawat yang dapat dilayani mencapai 1.100 pergerakan per hari atau rata-rata 45 pergerakan per jam.

Namun sayangnya, akibat terdampak pandemi Covid-19, pada tahun 2020-2021, pergerakan pesawat dan penumpang di bandara ini berkurang drastis hingga hanya tinggal 30 persen - 40 persen.

Pemasukan bandara menurun. Untuk mengurangi biaya dan kerugian, AP II mengurangi operasional bandara. Beberapa terminal penumpang ditutup dan runway yang digunakan hanya 1.

Namun seiring dengan berakhirnya pandemi dan jumlah penumpang yang kembali meningkat, ada baiknya operasional Bandara Soekarno-Hatta juga dinormalkan lagi.

Slot penerbangan bisa ditambah lagi hingga mendekati 1.100 slot yang ada, dengan mengaktifkan lagi runway yang ditutup.

Dengan demikian antrean pesawat, baik yang mau masuk maupun keluar bisa dikurangi. Jika penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta lancar, maka penerbangan di bandara lain yang terkoneksi juga akan lancar.

Namun jika terjadi kemacetan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, maka bisa dipastikan penerbangan di bandara lain juga akan terlambat.

Jika jam operasional bandara lain itu sudah selesai, bisa jadi pesawat yang terlambat datang akan dikenakan biaya tambahan. Biaya tambahan ini akan dimasukkan maskapai pada harga tiket sehingga menjadi lebih mahal.

Namun jika penerbangannya lancar di jam operasional bandara, maka tidak ada biaya tambahan. Bahkan maskapai bisa saja menambah penerbangan sehingga pendapatannya bertambah dan harga tiket jadi lebih murah.

Begitulah kira-kira gambaran umum hubungan antara operasional bandara dan maskapai yang dapat menurunkan harga tiket penerbangan.

Dan karena separuh operasional penerbangan nasional mengunakan Bandara Soekarno-Hatta, maka hal itu bisa dimulai dari mengoptimalkan bandara ini.

Semoga hal tersebut bisa terjadi. Selamat ulang tahun AP II. Semoga sukses mengelola Bandara Soekarno-Hatta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com