Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Rahardjo
Pengamat Penerbangan

Pengamat penerbangan dan Analis independen bisnis penerbangan nasional

Maksimalkan Bandara Soekarno Hatta untuk Mengurangi Mahalnya Tiket Pesawat

Kompas.com - 14/08/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SABTU 13 Agustus 2022, PT Angkasa Pura (AP) II berulang tahun ke-38. Badan Usaha Milik Negara ini merupakan salah satu perusahaan yang mengelola bandara-bandara besar di Indonesia, sehingga mempunyai pengaruh besar pada kondisi penerbangan di Indonesia.

Didirikan dengan nama Perusahaan Umum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, memang tugas awalnya untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, yang mulai beroperasi 1 Januari 1984.

Ditambah mengelola Bandara Halim Perdanakusuma di Cililitan, Jakarta Timur, sebagai bandara penopang untuk penerbangan VVIP serta penerbangan khusus carter dan sekolah penerbangan.

Sebagai bandara yang terletak di dekat ibu kota negara, Bandara Soekarno-Hatta memang diproyeksikan menjadi bandara hub penerbangan Indonesia.

Untuk itu diperlukan sebuah perusahaan tersendiri sebagai pengelolanya walaupun sebenarnya sudah ada PN. Angkasa Pura Kemayoran, cikal-bakal PT. Angkasa Pura I yang mengelola bandara-bandara besar lainnya di Indonesia. Oleh karenanya, PT. AP II identik dengan Bandara Soekarno-Hatta.

Pada perkembangannya, BUMN ini diberikan tugas mengelola bandara-bandara lain hingga mencapai 19 bandara, minus Bandara Halim Perdanakusuma yang telah ditetapkan oleh pengadilan untuk dikelola PT. Angkasa Transportindo Selaras (ATS).

Bandara Soekarno-Hatta kemudian berkembang menjadi bandara yang sangat besar dan menguasai mayoritas operasional penerbangan di Indonesia, melebihi lima bandara hub lainnya yang telah ditetapkan pemerintah.

Menurut data dari Kementerian Perhubungan, pada tahun 2019 jumlah pergerakan penumpang (datang dan berangkat) domestik di bandara ini adalah 37,4 juta penumpang atau 47 persen dari total 79,4 juta pergerakan penumpang domestik.

Sedangkan tahun 2020, pada saat pandemi Covid-19, Bandara Soekarno-Hatta melayani pergerakan 16,2 juta penumpang domestik atau 46 persen dari total 35,4 juta pergerakan penumpang domestik.

Prosentase ini sangat besar bila dibanding dengan bandara-bandara hub lainnya, yaitu Bandara Kualanamu, Bandara Juanda, Bandara Sultan Hasanuddin dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Apalagi jika dibandingkan dengan bandara-bandara yang dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan yang totalnya hanya 14,73 persen dari jumlah pergerakan penumpang nasional.

Dengan demikian, penerbangan nasional Indonesia sangat bergantung pada Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara dan harga tiket

Lalu apa hubungan bandara dengan upaya menurunkan harga tiket pesawat? Jika harga tiket dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan maskapai ditambah keuntungan usaha, maka hubungan secara langsung antara bandara dan maskapai memang kecil sekali.

Biaya yang dikeluarkan maskapai untuk operasional di bandara sangat kecil, yaitu hanya 7 persen - 9 persen. Itu pun tidak semua untuk pengelola bandara, ada juga untuk groundhandling dan lainnya.

Biaya terbesar masih untuk bahan-bakar, sewa dan perawatan pesawat yang bisa mencapai 70 persen dari total biaya maskapai.

Namun ada koneksi tidak langsung antara bandara dengan maskapai yang pengaruhnya sangat besar.

Contohnya jam operasional bandara yang berpengaruh terhadap frekuensi pergerakan pesawat maskapai penerbangan.

Semakin lama jam operasional bandara, semakin banyak frekuensi penerbangan pesawatnya. Maskapai pun bisa menjual tiket lebih banyak untuk ke berbagai rute atau menambah frekuensi penerbangannya.

Karena jumlah penerbangan lebih banyak, maka utilisasi pesawat juga akan lebih besar. Dengan biaya sewa yang sama, sebuah pesawat akan lebih menguntungkan jika banyak diterbangkan daripada diparkir di bandara.

Peran Bandara Soekarno-Hatta

Perlu diingat, hampir separuh penerbangan nasional menggunakan bandara ini. Karena sifat operasional penerbangan itu konektivitas antar dua bandara (bandara asal dan bandara tujuan), maka operasional Bandara Soekarno-Hatta juga memengaruhi operasional bandara lain.

Saat ini di Bandara Soekarno-Hatta mempunyai tiga runway dengan total pergerakan pesawat yang dapat dilayani mencapai 1.100 pergerakan per hari atau rata-rata 45 pergerakan per jam.

Namun sayangnya, akibat terdampak pandemi Covid-19, pada tahun 2020-2021, pergerakan pesawat dan penumpang di bandara ini berkurang drastis hingga hanya tinggal 30 persen - 40 persen.

Pemasukan bandara menurun. Untuk mengurangi biaya dan kerugian, AP II mengurangi operasional bandara. Beberapa terminal penumpang ditutup dan runway yang digunakan hanya 1.

Namun seiring dengan berakhirnya pandemi dan jumlah penumpang yang kembali meningkat, ada baiknya operasional Bandara Soekarno-Hatta juga dinormalkan lagi.

Slot penerbangan bisa ditambah lagi hingga mendekati 1.100 slot yang ada, dengan mengaktifkan lagi runway yang ditutup.

Dengan demikian antrean pesawat, baik yang mau masuk maupun keluar bisa dikurangi. Jika penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta lancar, maka penerbangan di bandara lain yang terkoneksi juga akan lancar.

Namun jika terjadi kemacetan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, maka bisa dipastikan penerbangan di bandara lain juga akan terlambat.

Jika jam operasional bandara lain itu sudah selesai, bisa jadi pesawat yang terlambat datang akan dikenakan biaya tambahan. Biaya tambahan ini akan dimasukkan maskapai pada harga tiket sehingga menjadi lebih mahal.

Namun jika penerbangannya lancar di jam operasional bandara, maka tidak ada biaya tambahan. Bahkan maskapai bisa saja menambah penerbangan sehingga pendapatannya bertambah dan harga tiket jadi lebih murah.

Begitulah kira-kira gambaran umum hubungan antara operasional bandara dan maskapai yang dapat menurunkan harga tiket penerbangan.

Dan karena separuh operasional penerbangan nasional mengunakan Bandara Soekarno-Hatta, maka hal itu bisa dimulai dari mengoptimalkan bandara ini.

Semoga hal tersebut bisa terjadi. Selamat ulang tahun AP II. Semoga sukses mengelola Bandara Soekarno-Hatta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com