Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Rencana Kenaikan Tarif Ojol, Tuai Polemik hingga Berujung Penundaan

Kompas.com - 15/08/2022, 12:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) di kisaran 30 persen atau sekitar Rp 2.000 sampai dengan Rp 5.000. Mulanya kebijakan baru ini akan diterapkan per 14 Agustus 2022, namun diundur menjadi 29 Agustus 2022.

Kebijakan kenaikan tarif ojol itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan (KM) Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Kemenhub sebelumnya menginstruksikan agar penerapan tarif ojek online terbaru dimulai paling lambat 10 hari setelah aturan ditetapkan pada 4 Agustus 2022. Pada kurun waktu itu, rencana kenaikan tarif ojol pun menuai pro dan kontra.

Baca juga: Sederet Dampak Kenaikan Tarif Ojol: Inflasi Tinggi hingga Tambah Macet

Sebagian warga yang tinggal dan atau bekerja di ibu kota mengaku merasa keberatan dengan rencana kenaikan tarif ojol. Warga yang semula mengandalkan ojol sebagai sarana sambungan transportasi umum berniat beralih ke kendaraan pribadi.

Salah satunya yang dialami Wahyu Anggoro (33), dalam sehari dia perlu empat kali menggunakan layanan ojol sebagai salah satu moda transportasinya, mulai dari berangkat kerja dari rumahnya di Depok hingga tiba di kantornya yang ada di kawasan Mampang Prapatan, maupun sebaliknya.

Dalam sekali perjalanan saja, ongkos untuk ojol yang harus dikeluarkan Wahyu saat ini mencapai Rp 14.000-18.000. Menurutnya, total dalam sehari bisa menghabiskan Rp 60.000-Rp 70.000 untuk kebutuhan ongkos perjalanan.

Wahyu belum mempunyai hitungan pasti berapa ongkos untuk naik ojol dalam sehari jika tarifnya sudah naik nanti. Ia mengaku akan mencoba terlebih dulu, namun jika tarif terasa jauh lebih mahal, maka akan beralih menaiki sepeda motor menuju kantornya.

"Naik motor sebenarnya capek kena macet. Tapi jelas ongkosnya lebih murah," katanya kepada Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Diundur, Tarif Baru Ojol Berlaku Mulai 29 Agustus 2022

Jadi polemik

Di sisi lain, ekonom menilai besaran kenaikan tarif ojol berpotensi membebani masyarakat. Kenaikan itu bakal memicu kenaikan inflasi yang lebih tinggi dan berdampak buruk bagi perekonomian nasional.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kenaikan tarif ojol yang lebih dari 30 persen akan membuat tarif ojol mendekati tarif taksi. Kondisi itu akan menurunkan minat masyarakat mengunakan ojol.

Bila hal itu terjadi, maka akan berdampak negatif terhadap pengemudi ojol atau driver karena dapat mengurangi pendapatan driver.

“Perlu jadi perhatian bahwa masyarakat bawah itu sangat sensitif dengan kenaikan harga. Apalagi daya beli masyarakat sudah tergerus akibat pandemi, banyak PHK, penurunan gaji, kenaikan harga-harga bahan pangan, harga barang, dan sebagainya,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/8/2022).

Piter menilai pernyataan kenaikan tarif ojol ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan driver dinilai tidak sepenuhnya tepat.

Baca juga: Tanggapan Gojek, Grab, Maxim, dan Asosiasi Driver soal Kenaikan Tarif Ojol

Sebab jika penepatan tarif terlalu tinggi akan membuat pendapatan driver turun dan memiliki dampak yang cukup luas pada sendi-sendi ekonomi. Seperti membuat daya beli turun, memicu kenaikan harga-harga, dan mengerek inflasi.

Kenaikan tarif ojol yang tinggi juga dinilai dapat menjadi pemicu bagi produsen untuk mulai menerapkan kenaikan harga bahan baku kepada konsumen. Begitu pun dengan pelaku UMKM yang terkait dengan ojol, seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, akan mengalami kenaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com