Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Program ISUTW, Kemenperin Incar Ekspor Bumbu Masak 2 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 15/08/2022, 18:12 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mengangkat kembali ketenaran bumbu masak Indonesia di mata dunia, pemerintah melalui kerja sama berbagai kementerian dan lembaga, menyelenggarakan program Indonesia Spice Up The World (ISUTW) untuk mempromosikan kuliner Indonesia, serta mengangkat produk rempah dan bumbu masakan merek lokal Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ISUTW merupakan program kolaboratif semua pemangku kepentingan dalam mengangkat popularitas kekayaan rempah dan bumbu masak Indonesia. Program ini dilatarbelakangi oleh meredupnya ketenaran bumbu masakan Indonesia dibandingkan bumbu masakan oriental, Thailand, dan Vietnam.

“Kementerian Perindustrian mendukung program ISUTW sebagai salah satu upaya promosi peningkatan pasar rempah dan bumbu masak Indonesia melalui pameran dalam negeri, marketplace lokal dan marketplace global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran resminya, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Kris Taenar Wiluan, Pemain Global Minyak hingga Bumbu Masak

Menperin mengungkapkan, saat ini perhatian warga dunia terhadap cita rasa kuliner Indonesia terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya liputan media asing tentang keunggulan keragaman dan kelezatan olahan pangan Indonesia.

“Saat ini terdapat 1.177 gerai restoran Indonesia di luar negeri, namun jumlah ini belum efektif mengangkat kembali popularitas rempah dan bumbu masak Indonesia. Melalui ISUTW ini, kami harap nilai ekspor rempah dan bumbu masak Indonesia bisa mencapai 2 miliar dollar AS dan akan ada sebanyak 4.000 restoran Indonesia di seluruh dunia pada tahun 2024,” ungkap Agus.

Baca juga: Bumbu Soto hingga Kayu Manis Jadi Prioritas Ekspor Pemerintah ke Afrika dan Australia

Program ISUTW telah dirancang sebagai strategi memperkenalkan produk rempah dan bumbu masak Indonesia di mancanegara, termasuk untuk mengembangkan jaringan restoran Indonesia di luar negeri.

“Inilah bentuk gastrodiplomasi Indonesia, melalui reaktivasi dan penambahan restoran Indonesia di mancanegara serta standardisasi cita rasa masakan Indonesia. Strategi lain yaitu dengan memanfaatkan jaringan restoran hotel di mancanegara untuk menyajikan kuliner Indonesia,” lanjut Agus.

Baca juga: Pemerintah Genjot Penjualan Bumbu Tradisional Indonesia di Pasar Global

Melalui ISUTW, Indonesia akan mengangkat lima makanan khas nasional, yaitu rendang, nasi goreng, sate, soto, dan gado-gado. Sebab, kelima jenis makanan tersebut diakui sebagai the World’s 50 Best Foods oleh CNN Travel pada 2017-2021. Selain itu, kuliner nusantara lain seperti hidangan laut juga turut dipromosikan.

Nantinya, ribuan restoran Indonesia di luar negeri akan menjadi etalase produk rempah dan bumbu masak bermerek lokal Indonesia.

Sementara di Indonesia, etalase mini didirikan di destinasi pariwisata super prioritas. Produk rempah dan bumbu masak Indonesia juga ditawarkan melalui etalase digital (marketplace), yang terhubung dengan landing page ISUTW sebagai akselerasi perdagangan produk rempah dan bumbu masakan Indonesia.

“ISUTW juga dapat menjadi strategi peningkatan daya saing industri pengolahan rempah dan bumbu masak Indonesia melalui fasilitas kemudahan akses bahan baku, peningkatan teknologi, kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan mutu produk,” papar Agus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Teranyar, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 6.312,62 Triliun

Data Teranyar, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 6.312,62 Triliun

Whats New
AS Todong ByteDance: Pilih Jual TikTok atau Diblokir

AS Todong ByteDance: Pilih Jual TikTok atau Diblokir

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 15 Maret 2024, Harga Telur Terus Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 15 Maret 2024, Harga Telur Terus Naik

Whats New
RI Kini Punya Pabrik Minyak Makan Merah, Produksi 7 Ton Per Hari

RI Kini Punya Pabrik Minyak Makan Merah, Produksi 7 Ton Per Hari

Whats New
2 Rumus Indeks Harga: Laspayres dan Agregatif Sederhana

2 Rumus Indeks Harga: Laspayres dan Agregatif Sederhana

Whats New
Neraca Dagang RI Surplus 46 Bulan Berturut-turut, Tapi Nilainya Kian Susut

Neraca Dagang RI Surplus 46 Bulan Berturut-turut, Tapi Nilainya Kian Susut

Whats New
Ditargetkan Fungsional Juni 2024, Progres Jalan Tol IKN Sudah di Atas 70 Persen

Ditargetkan Fungsional Juni 2024, Progres Jalan Tol IKN Sudah di Atas 70 Persen

Whats New
Masih Tertekan, Nilai Ekspor RI Capai 19,31 Miliar Dollar AS pada Februari 2024

Masih Tertekan, Nilai Ekspor RI Capai 19,31 Miliar Dollar AS pada Februari 2024

Whats New
Hasil SKD CPNS 2023 Bisa Dipakai untuk CPNS 2024, Ini Cara Download-nya

Hasil SKD CPNS 2023 Bisa Dipakai untuk CPNS 2024, Ini Cara Download-nya

Whats New
Ada 47.194 Kuota Mudik Gratis via Kapal Laut, Layani 47 Rute Perjalanan

Ada 47.194 Kuota Mudik Gratis via Kapal Laut, Layani 47 Rute Perjalanan

Whats New
Di Pasar Kramat Jati, Mendag Temukan Harga Beras Lokal Naik Jadi Rp 95.000 Per 5 Kg

Di Pasar Kramat Jati, Mendag Temukan Harga Beras Lokal Naik Jadi Rp 95.000 Per 5 Kg

Whats New
Pengertian Indeks Harga Konsumen, Kegunaan, dan Hitungnya

Pengertian Indeks Harga Konsumen, Kegunaan, dan Hitungnya

Whats New
Berkat AUTP, Petani Rancaekek Bisa Klaim Pengganti Modal dan Langsung Tanam Lagi

Berkat AUTP, Petani Rancaekek Bisa Klaim Pengganti Modal dan Langsung Tanam Lagi

Whats New
Harga Cabai Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg, Mendag: Panennya Gagal Terus

Harga Cabai Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg, Mendag: Panennya Gagal Terus

Whats New
Tingginya Biaya Hidup Halangi Anak Muda Menabung untuk Masa Pensiun

Tingginya Biaya Hidup Halangi Anak Muda Menabung untuk Masa Pensiun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com