Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Merdeka Finansial di Usia Muda? Simak 6 Tips Berikut

Kompas.com - 16/08/2022, 13:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemampuan mengelola keuangan merupakan salah satu cara merain kemerdekaan finansial. Biaya di masa depan seperti pendidikan anak, dana persiapan pensiun, dan memiliki asuransi untuk memitigasi risiko perlu dipikirkan sedari dini.

Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial Planner Edwin Limanta mengatakan, merdeka finansial bukan berarti memiliki banyak harta dan aset melainkan mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan bebas dari utang.

"Sebagaimana kemerdekaan bangsa diraih dengan usaha dan perjuangan maka merdeka finansial juga memerlukan komitmen dan disiplin dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran serta mengamankan masa depan dengan cara menabung, berasuransi, dan berinvestasi,” kata dia dalam siaran pers, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Jokowi: Tingkatkan Nilai Ekspor, Hilirisasi dan Industrialisasi SDA Harus Terus Dilakukan

Berikut ini adalah beberapa tips dari Edwin agar anak muda dapat merdeka secara finansial:

1. Disiplin Melaksanakan Manajemen Anggaran

Sebanyak apapun penghasilan, jika pengeluaran tidak dianggarkan dengan baik maka tidak akan cukup dan akan habis. Untuk itu, buatlah rencana anggaran setiap bulan untuk pengeluaran, dana darurat, dan persiapan masa depan, yakni tabungan, investasi serta asuransi.

Jika penghasilan diperoleh dalam jumlah tetap dan pada periode yang sama setiap bulan maka buatlah rencana anggaran jangka panjang.

Posisikan kebutuhan sebagai skala prioritas dalam pos pengeluaran untuk mencegah kita mengeluarkan uang untuk pengeluaran yang kurang bermanfaat.

Kebutuhan sehari-hari merupakan pengeluaran rutin dan harus dipenuhi sedangkan keinginan adalah hal subjektif yang berkaitan dengan selera dan pemenuhannya masih dapat ditunda di lain waktu.

“Ada banyak manfaat melakukan manajemen anggaran, yakni menjaga arus kas, mengamankan aset masa depan, melatih membatasi dari keinginan berutang, membantu mengevaluasi kondisi keuangan sehingga kita dapat mengetahui apakah pemasukan sudah seimbang dengan pengeluaran atau masih perlu penyesuaian,” sebut Edwin.

Baca juga: Sandiaga Uno: Tidak Semua Destinasi Wisata Alami Kenaikan Tarif

2. Batasi Utang Konsumtif

Usahakan melakukan utang yang produktif, misalnya berutang untuk cicilan rumah atau untuk modal usaha. Hal ini karena utang tersebut jika dikonversi menjadi aset yang produktif maka bisa memberikan penghasilan.

Sebaliknya, berutang konsumtif berpotensi menggerus pendapatan. Apalagi, utang mengandung bunga yang harus dilunasi tepat waktu.

Sebagai contoh kata Edwin, ketika ingin mengganti smartphone maka batasi pengeluaran lain agar dapat menambah jumlah tabungan untuk bisa membeli smartphone baru.

3. Biasakan Hidup Minimalis

Hidup minimalis bukan berarti serba susah tapi lebih mengutamakan prioritas, yakni memilah antara kebutuhan penting versus kurang penting, sehingga pengeluaran dapat dilakukan secukupnya dan penghasilan dapat dialokasikan lebih banyak ke tabungan.

Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Akan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia

4. Persiapkan Dana Darurat

Dana darurat ditujukan untuk kondisi mendesak, sehingga tidak perlu berutang untuk pengeluaran mendadak.

Misalnya, memerlukan uang mendadak untuk memperbaiki kendaraan, renovasi rumah, atau pendapatan mendadak terhenti jika terjadi PHK.

Cara membangun dana darurat dapat dilakukan dengan menyisihkan setidaknya 10 persen dari pendapatan rutin. Sisihkan hingga bisa mencapai setidaknya tiga sampai enam kali besar pengeluaran rutin bulanan.

Tabungan menjadi instrumen paling umum untuk menyimpan dana darurat karena likuiditas tinggi, aksesnya mudah, dan dananya dapat diambil kapan saja saat dibutuhkan.

5. Mulai Berasuransi

Berasuransi adalah cara mengelola risiko keuangan yang berdampak besar pada stabilitas keuangan. Risiko keuangan yang berdampak besar maksudnya adalah seandainya keluarga mendadak mengalami kesulitan keuangan karena hilangnya pendapatan keluarga yang disebabkan meninggalnya pencari nafkah atau tabungan terkuras karena harus membayar biaya rumah sakit.

Baca juga: Jokowi: Tantangan Sangat Berat, tapi RI Mampu Hadapi Krisis Global

6. Mulai Berinvestasi

Investasi adalah cara mencapai merdeka finansial karena investasi mampu bersaing dengan inflasi yang terjadi setiap tahun. Hasil investasi nantinya dapat digunakan untuk membantu membiayai pendidikan anak atau persiapan masa pensiun.

Jika belum berpengalaman dalam berinvestasi, dapat mulai dengan investasi yang minim risiko, seperti reksadana atau obligasi.

Nasihat terbaik soal investasi bagi para pemula adalah jangan terlena dengan return of investment tinggi yang diperoleh orang lain. Pelajari setiap instrumen sebelum memulai berinvestasi dan ketahui profil risiko pribadi.

Baca juga: Bappebti Pastikan Token ASIX Milik Anang Hermansyah Tak Masuk 383 Kripto Terdaftar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com