Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Subsidi Energi Turun Tajam pada 2023, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Kompas.com - 16/08/2022, 17:53 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggaran subsidi energi 2023 dan kompensasi turun tajam atau minus 33 persen dibandingkan 2022. Pemerintah hanya mengalokasikan anggaran subsidi energi 2023 dan kompensasi sebesar Rp 336,7 triliun.

Menurut Sri Mulyani, anggaran tersebut terdiri dari subsidi energi Rp 210,7 triliun dan anggaran kompensasi Rp 126 triliun.

“Untuk subsidi yang mencapai Rp 502 triliun tahun ini, termasuk subsidi energi dan kompensasi, tahun depan anggarannya adalah Rp 336,7 triliun,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: Nota Keuangan & RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Defisit APBN 2023 Hanya 2,85 Persen, Jokowi Janji Kelola Utang secara Hati-hati

Sri Mulyani menjelaskan penurunan anggaran subsidi energi tersebut karena harga minyak berdasarkan ICP atau Crude Oil Price mengalami penurunan ke level 90 dollar AS per barrel. Disamping itu juga, kurs rupiah lebih baik.

“Artinya, harga minyak relatif lebih rendah ke 90 dollar AS per barrel lagi, kurs kita relatif lebih baik pada situasi saat ini yang sangat volatile. Sehingga sebetulnya dari sisi absolute subsidi itu masih sangat tebal,” ujarnya.

Namun di sisi lain, Sri Mulyani menjelaskan volume subsidi energi tentunya harus dikendalikan. Karena jika tidak, anggaran subsidi Rp 502 triliun saat ini-pun bisa jebol jika volume subsidi tidak terkontrol.

Baca juga: Redam Inflasi, Kenaikkan Harga Pertalite Perlu Dihindari


“Tentu kita berharap jumlah kilo liter, juta kilo liter untuk pertalite, solar, dan jumlah elpoji harus dikendalikan. Kalau tidak pasti akan melewati, bahkan Rp 502 triliun bisa terlewati bila sibsidi tidak terkontrol,” jelasnya.

Sri juga memastikan subsidi untuk non energi akan tertap dijaga. Ia memastikan APBN bisa menjadi bantalan subsidi dan bantalan sosial yang sangat tinggi, dan siap sedia jika terjadi shock di masa depan.

Sinyal kenaikan harga BBM

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) bakal naik lagi.

Meski demikian, tidak disebutkan secara gamblang kapan kenaikan harga BBM tersebut terjadi.

"Jadi tolong teman-teman wartawan sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap, kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," katanya dalam konferensi pers mengenai Perkembangan Pencabutan Izin Usaha Pertambangan, di Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Harga BBM naik tersebut, lanjut Bahlil, berdasarkan perkembangan harga minyak dunia saat ini yang melonjak tinggi sehingga memengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca juga: Harga Minyak Dunia Terlalu Tinggi, Bamsoet: Tidak Ada Negara Beri Subsidi BBM Sebesar RI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com