Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jurus" Badan Pangan Nasional Bantu Kendalikan Inflasi

Kompas.com - 18/08/2022, 19:55 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah terus melakukan pengendalian inflasi khususnya yang disebabkan tekanan inflasi pangan.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, dalam rangka pengendalian inflasi pangan tersebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana aksi diantaranya meningkatkan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk menjaga stabilitas harga.

Arief menuturkan, stabilisasi harga pangan dapat dilakukan melalui mobilisasi sejumlah komoditas penyebab inflasi seperti bawang merah, jagung, cabai, dan daging dari wilayah surplus ke wilayah defisit untuk memangkas disparitas.

Baca juga: LPS dan KG Media Gelar Kompetisi Video Kreatif dengan Total Hadiah Rp 100 Juta

“Langkah ini menjadi salah satu prioritas yang akan terus digenjot volume dan intensitasnya,” ujar Arief usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, seperti yang dikutip Kompas.com dalam siaran resminya, Kamis (18/08/2022).

Menurutnya, sampai dengan Juli 2022, Badan Pangan Nasional telah memobilisasi bawang merah sekitar 37.000 kilogram dari sentra produksi di Bima ke Palembang, Bangka, dan temanggung.

Pada komoditas jagung, sampai dengan 8 Agustus 2022, NFA telah memobilisasi 2,7 juta kilogram jagung dari NTB dan Sumatera Selatan ke sejumlah kabupaten/kota di pulau Jawa.

Baca juga: Turunkan Harga Tiket Pesawat, Menhub Minta Bantuan Pemda

Sementara itu, untuk komoditas cabai rawit merah, Arief menambahkan sampai bulan Juli 2022, NFA telah melakukan pendistribusian 79.000 kilogram cabai dari sentra produksi di Wajo, Sulawesi Selatan, ke Pulau Jawa.

Sedangkan untuk stabilisasi daging, NFA berkerja sama dengan PT Berdikari dan Asosiasi Pedagang Daging memobilisasi 1.405 ekor sapi hidup guna memenuhi kebutuhan daging di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Arief menjelaskan, mobilisasi komoditas pangan tersebut dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholder pangan. Untuk kebutuhan offtake dan logistik pihaknya menggandeng BUMN Pangan, swasta, dan asosiasi.

Baca juga: Produksi Blok Rokan Ditargetkan Capai 170.000 Barrel Per Hari pada Akhir 2022

“Intinya kita menjadi penghubung dari wilayah yang surplus dengan wilayah defisit, juga penghubung petani dan peternak dengan offtaker serta asosiasi. Semuanya dilakukan dengan mekanisme B2B antara penjual dan pembeli. Dalam aksi ini NFA memberikan subsidi biaya transportasi agar saat tiba di lokasi tujuan, harga jual komoditas tetap wajar,” terangnya.

Menurut Arief, upaya ini telah sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022.

Presiden menyampaikan agar Tim Pengendali Inflasi melakukan monitoring ketersediaan pangan di masing-masing daerah, sehingga dapat dihubungkan antara daerah yang memiliki pasokan melimpah dengan yang defisit.

Baca juga: Ada Subsidi BBM hingga Pengendalian Pangan, BI: Belum Perlu Naikkan Suku Bunga Acuan

Lebih lanjut, Arief mengatakan, selain mobilisasi pangan antar daerah upaya mengamankan rantai pasok dari hulu hingga hilir juga harus dilakukan melalui penguatan infrastruktur pangan.

NFA telah mendata daerah yang membutuhkan bantuan sarana infrastruktur, diutamakan daerah sentra produksi dan wilayah rentan rawan pangan dan gizi. Infrastruktur yang akan disalurkan seperti reefer container atau cold storage yang fungsinya dapat memperpanjang masa simpan produk pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Selain langkah-langkah tersebut, pada periode Agustus sampai dengan September 2022, NFA juga melakukan rencana aksi pengendalian inflasi lainnya, seperti penetapan harga acuan untuk menjaga stabilisasi harga di tingkat produsen dan konsumen, operasi pasar melibatkan stakeholder pangan, dan monitoring ketersediaan pasokan dan harga pangan melalui aplikasi Panel Harga Pangan.

Baca juga: Airlangga Proyeksi Inflasi 2022 Capai 4,8 Persen

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden di Rakornas kita tengah menghadapi kondisi yang tidak biasa. Untuk itu, kita tidak bisa lagi bekerja dengan cara-cara yang biasa. Upaya terbaik terus kami lakukan untuk menjaga agar inflasi pangan tidak semakin tinggi. Sejumlah langkah konkrit telah kami lakukan dan siapkan,” ujarnya.

Arief mengatakan, idealnya tingkat inflasi pangan berada di bawah 5 persen sehingga tidak membebani tingkat inflasi nasional yang per Juli 2022 lalu berada di angka 4,94 persen.

Tekanan inflasi pangan tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga komoditas global akibat ketegangan geopolitik di sejumlah negara yang berdampak pada terganggunya mata rantai pasokan global.

Efeknya sejumlah negara melakukan kebijakan proteksionisme pangan untuk melindungi kebutuhan pangan dalam negerinya masing-masing. Faktor perubahan iklim turut berkontribusi pada terganggunya produksi komoditas pangan di dalam negeri dan sejumlah negara yang mengakibatkan ketidakmerataan stok antar daerah.

Baca juga: Mudah, Ini Cara Mengambil Uang di ATM BRI dengan Kartu dan Tanpa Kartu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com