Sementara itu, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD sekaligus Ketua PMO Program Makmur Frans Marganda Tambunan mengatakan BUMN Pangan dan Pupuk bersinergi untuk mendukung swasembada gula nasional melalui ekosistem pelaku usaha pertanian di antaranya dengan perbaikan on farm dan off farm termasuk salah satunya adalah melalui program Makmur dengan pemberdayaan Petani dan Kemitraan petani.
“Pada hari ini, Program Makmur yang dikelola ID FOOD melalui anak usaha PT PG Rajawali II juga telah menghasilkan produksi tebu sebesar 228.000 ton di luasan lahan 3.156,45 hektar dan jumlah petani sebanyak 430 orang,”Jelas Frans pada kesempatan panen tebu di wilayah Jawa Barat.
Frans melanjutkan dari beberapa komoditas pangan melalui Program Makmur, komoditas tebu menjadi prioritas guna menggenjot kontribusi gula Nasional.
“Sinergi melalui program Makmur ini wujud terciptanya ekosistem pangan, atasi krisis pangan,” ujar Frans.
Direktur Utama Pupuk Kujang Cikampek, Maryadi, mengatakan bahwa Pupuk Kujang sedang memperkuat ekosistem petani tebu di Jawa Barat. Melalui Program Makmur, petani tebu ditargetkan bisa meningkatkan keuntungan dan lebih sejahtera.
Demi menyokong rencana tersebut, Pupuk Kujang membuat pupuk NPK khusus tebu untuk memudahkan petani. Maryadi menuturkan bahwa NPK Tebu Pupuk Kujang memiliki formula 21-9-15+S+Zn. "NPK tebu Kujang memiliki kandungan nitrogen (21) fosfor (9) dan kalium (15). Di NPK tersebut, kami juga menambahkan sulfur (S) dan seng (Zn)," ujar Maryadi.
"Formula pupuk tebu kami buat berdasarkan hasil riset. Dengan menambahkan sulfur dan seng, tebu bisa tumbuh lebih maksimal, berbatang jangkung hingga rendemen gula menjadi lebih banyak," Maryadi menambahkan.
Makmur merupakan program yang diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Agustus 2021.
Program dengan makna “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat” ini memberikan pengawasan dan pendampingan intensif kepada petani. Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman, digital farming, hingga mekanisasi pertanian.
Selain itu, disiapkan juga akses permodalan, perlindungan risiko pertanian, serta adanya kepastian pembelian dengan harga kompetitif melalui offtaker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.